Gainers-Losers Sepekan

Saham BBYB-DUCK Jadi Top Gainers, Ini Dia 6 Top Losers-nya!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
07 August 2021 19:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini (2-6 Agustus) cukup cerah, walaupun pada perdagangan akhir pekan ini ditutup lebih rendah sedikit.

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut melesat 2,2% secara point-to-point pada pekan ini. Sementara pada perdagangan Jumat (6/8/2021), IHSG ditutup turun tipis 0,03% ke level 6.203,43.

Selama sepekan, nilai transaksi IHSG kembali naik menjadi Rp 75,7 triliun dan investor melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 925 miliar sepanjang pekan ini.

Di tengah positifnya kinerja IHSG pekan ini, beberapa saham berhasil mencetak reli terbesar (top gainers) dan membukukan pelemahan terbesar (top losers).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), dari enam saham yang mencetak reli terbesar (top gainers) pekan ini, dua diantaranya merupakan saham bank kecil.

Berikut daftar saham yang menjadi top gainers pada pekan ini.

Saham emiten perdagangan efek dan sekuritas, PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE) memimpin deretan saham top gainers pada pekan ini. Saham PEGE terpantau meroket hingga lebih dari 180%, atau lebih tepatnya 183,78% ke harga Rp 525/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 185/unit.

Belum diketahui apa alasan yang membuat saham PEGE meroket hingga lebih dari 180% dalam pekan ini.

Berikutnya di posisi kedua diduduki oleh saham PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) yang terbang hingga 102,56% ke level Rp 790/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 390/unit.

Emiten pemilik jasa kurir GED yang 31,62% sahamnya dikuasai fintech Akulaku ini menjadi 'runner up' di deretan saham top gainers karena terkerek dari tren maraknya orang-orang berbelanja daring (online) di e-commerce di masa pandemi virus corona (Covid-19).

Apalagi hal ini ditambah dengan aturan pembatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang beraktivitas di rumah, sehingga perusahaan jasa kurir mendapat sentimen positif dari tren tersebut.

Sementara itu, di posisi ketiga dan keempat dari daftar top gainers pekan ini, ada saham bank 'mini' yakni PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan saham PT Bank MNC International Tbk (BABP).

Saham BBYB melesat hingga 90,48% ke level harga Rp 1.600/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 840/unit.

Saham emiten yang saat ini dikendalikan oleh finctech yang memperoleh pendanaan dari Grup Alibaba ini, Akulaku, memang sempat masuk 'radar' pengawasan bursa, setelah telah terjadi peningkatan harga saham tersebut yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

Hal ini terjadi setelah adanya indikasi dari perusahaan asuransi BUMN, PT Asabri (Persero) yang menjual secara agresif saham BBYB.

Aksi tersebut sebenarnya telah lama dilakukan, secara bertahap kepemilikan saham Asabri di BBYB terus menurun, dan belakangan aksi jual saham BBYB malah makin gencar, sehingga per 2 Agustus 2021 saham BBYB yang dimiliki Asabri tinggal 9,02% dari posisi akhir Desember tahun lalu yang mencapai 18,62%.

Selama bulan Juli lalu Asabri telah melepas sebanyak 337 juta saham BBYB dalam beberapa kali transaksi, dengan kepemilikan saham berkurang dari 1,01 miliar saham (13,52%) menjadi 676,12 juta saham (9,02%).

Adapun untuk saham BABP terpantau melesat 70,39% ke level harga Rp 610/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 358/unit.

NEXT: Saham Top Losers Sepekan

Sementara itu dari deretan top losers pekan ini, saham yang tergabung dalam top losers mayoritas merupakan saham sektor perhotelan, konstruksi, manufaktur, dan leasing.

Berikut daftar saham yang menjadi top losers pada pekan ini.

Saham emiten perhotelan PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) memimpin top losers pada pekan ini, di mana saham SHID ambles hingga 28,47% ke level Rp 1.055/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 1.475/unit.

Emiten pemilik Hotel Sahid ini ambruk karena sentimen dari pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga kini.

Sektor perhotelan merupakan salah satu sektor yang paling terdampak dari pandemi Covid-19. Hal ini karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang masih berlangsung hingga kini juga membuat kinerja keuangan sektor perhotelan sangat terdampak.

Berikutnya di posisi kedua dari deretan top losers, terdapat saham emiten jasa konstruksi swasta, yakni PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) yang ambruk hingga 27,59% ke level Rp 735/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 1.015/unit.

Belum diketahui apa alasan yang membuat saham PTDU ambruk hingga lebih dari 27%. Namun pada akhir bulan lalu, saham PTDU juga sempat masuk ke daftar top losers sepekan dan juga menduduki posisi kedua.

Sedangkan di posisi ketiga, terdapat saham emiten elektronik dan perakitan kendaraan listrik, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) yang terkoreksi hingga 26,77% ke posisi harga Rp 9.300/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di posisi harga Rp 12.700/unit.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular