Anjlok! IHSG Keluar dari Level 6.200, Ini Biang Keroknya

Putra, CNBC Indonesia
06 August 2021 11:07
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Senin (19/7/2021) (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh ke zona merah setelah dibuka menghijau pada perdagangan akhir pekan Jumat (6/8/21). IHSG tercatat sementara terdepresiasi 0,18% ke level 6.194,03 jelang rilis data cadangan devisa Indonesia.

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 7,8 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 283 miliar di pasar reguler.

Jatuhnya IHSG ke zona merah hari ini, jelang 30 menit penutupan sesi I, diakibatkan oleh saham-saham berkapitalisasi pasar besar. Simak tabel berikut:

Tercatat saham pemberat IHSG pada hari ini adalah perbankan Pelat Merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang ambruk 2,96% yang menyebabkan indeks acuan tertekan 13,2 poin.

Selanjutnya di posisi kedua ada perbankan raksasa lain yang menjadi saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang terkoreksi 1,67% dan memberatkan indeks hingga 11,6 kali.

Muncul nama perbankan lain di posisi kelima yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang terkoreksi tipis 0,83% tapi memberatkan indeks hingga 2,09 poin.

Selain saham perbankan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang terkoreksi masing-masing 4,95% dan 1,84% yang memberatkan indeks hingga 2,77 poin dan 2,55 poin.

Hari ini, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan posisi cadangan devisa per akhir Juli 2021.

Pada Juni 2021, cadangan devisa tercatat US$ 137,09 miliar. Trading Economics memperkirakan cadangan devisa bakal naik menjadi US$ 138 miliar per akhir bulan lalu.

Salah satu faktor pendongkrak cadangan devisa adalah penerbitan surat utang pemerintah dalam mata uang asing. Pada 28 Juli 2021, pemerintah mengumumkan penjualan SUN dalam denominasi dolar AS senilai US$ 1,65 miliar plus denominasi Euro sebanyak EUR 500 juta.

Cadangan devisa yang mumpuni akan membuat BI punya modal kuat dalam ketika melakukan stabilisasi nilai tukar saat dibutuhkan. Investor bisa tenang, karena BI punya 'amunisi' yang cukup untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular