Diobral Asabri, BBYB Masuk Radar BEI
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyalakan 'radar' pengawasan terhadap saham emiten bank mini, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), setelah telah terjadi peningkatan harga saham tersebut yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Saham emiten yang saat ini dikendalikan oleh finctech yang memperoleh pendanaan dari Grup Alibaba ini, Akulaku, telah mengalami kenaikan harga yang signifikan dalam seminggu terakhir.
Meskipun telah dilirik bursa, berdasarkan data RTI, pada perdagangan Jumat (6/8) pukul 9.48 WIB saham BBYB tercatat mengalami kenaikan 13,25% ke level Rp 1.710 per saham.
Masuknya saham BBYB dalam pengawasan BEI bukan tanpa alasan, dalam seminggu terakhir saham ini tercatat naik 103% dan selama sebulan kenaikan harga saham ini tembus 208%. Bahkan dua hari terakhir saham ini menyentuh batas auto rejection atas (ARA). Dalam 8 hari perdagangan terakhir saham ini hanya sekali ditutup negatif, itu pun hanya turun 3,57%.
Saham bank ini juga secara agresif dijual oleh Perusahaan asuransi BUMN PT Asabri (Persero). Aksi tersebut telah lama dilakukan, secara bertahap kepemilikan saham Asabri BBYB terus menurun, dan belakangan aksi jual saham BBYB malah makin gencar, sehingga per 2 Agustus 2021 saham BBYB yang dimiliki Asabri tinggal 9,02% dari posisi akhir Desember tahun lalu yang mencapai 18,62%.
Selama bulan Juli lalu Asabri telah melepas sebanyak 337 juta saham BBYB dalam beberapa kali transaksi, dengan kepemilikan saham berkurang dari 1,01 miliar saham (13,52%) menjadi 676,12 juta saham (9,02%).
Aksi take profit Asabri dari penjualan saham BBYB wajar saja mengingat saham ini sudah melesat kencang, naik 488% sejak awal tahun salah satunya akibat dari sentimen bank digital.
Menurut BEI, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Namun sehubungan dengan terjadinya UMA, maka Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan transaksi saham-saham tersebut.
Oleh karena itu, otoritas bursa menyarankan para investor untuk memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa dan mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Selain itu, para pelaku pasar juga perlu mengkaji kembali rencana corporate action emiten apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
(hps/hps)