Pengumuman! Bentoel Ajukan Delisting, Sahamnya Disuspensi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham emiten produsen rokok asal Malang, Jawa Timur, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) mulai sesi I perdagangan Jumat ini (6/8/2021).
Suspensi tersebut dilakukan seiring perusahaan yang memasarkan rokok merk Dunhill dan Lucky Strike ini berencana untuk mengubah status menjadi perusahaan tertutup (go private) dan melakukan penghapusan pencatatan saham di bursa (delisting).
Menurut keterbukaan informasi di website BEI, Jumat (6/8), pihak Bentoel telah mengajukan permohonan kepada bursa untuk melakukan suspensi saham perusahaan pada Kamis (5/8) kemarin.
"Penghentian sementara perdagangan saham perseroan tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan," jelas Direktur RMBA Faisal Saif, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (6/8).
Faisal Saif menambahkan, perseroan akan melakukan keterbukaan informasi terpisah terkait rencana go private (jadi perusahaan private) dan delisting (tak lagi tercatat di bursa) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Saham RMBA sendiri terakhir ditransaksikan di harga Rp 306/saham dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 11,14 triliun. Dalam sepekan terakhir, saham ini naik 10,07%, sementara secara year to date (ytd) minus 10,00%.
Bentoel didirikan oleh Ong Hok Liong lebih 8 dasawarsa lalu sebagai industri rokok rumahan dengan nama Strootjes Fabriek. Pada 1968, dengan nama barunya, PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel, menjadi perusahaan pertama yang memproduksi rokok kretek dengan menggunakan mesin.
Pada 1989, Bentoel terdaftar sebagai perusahaan publik dengan melepas saham ke publik melalui penawaran saham perdana sebanyak 1,2 juta lembar dan harga penawaran Rp 3.380/unit.
Bentoel kembali merubah namanya di tahun menjadi seperti yang sekarang di tahun 2000 setelah dibeli oleh Grup Rajawali. Perusahaan milik Peter Sondakh tersebut sempat 9 tahun memegang saham perseroan.
Oleh karena pada 2009, Rawali melepas kepemilikannya ke British American Tobacco (BAT). BAT mengambil 85% saham pengendali di perusahaan rokok dari PT Rajawali Corpora dan para pemegang saham lainnya dengan harga US$ 494 juta.
BAT adalah kelompok perusahaan tembakau kedua terbesar di dunia dengan pasar lebih dari 200 negara.
Dengan menjadi bagian dari BAT, maka Bentoel dapat memasarkan merek global seperti Dunhill dan Lucky Strike yang saat ini menjadi merek kebanggaan perusahaan.
(adf/adf)