Analisis Teknikal

Lewati Pola Ascending Triangle, Target IHSG Kini Tembus 6.400

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 August 2021 07:58
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia yang resmi keluar dari resesi membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,75% ke 6.205,417 Kamis kemarin. Level tersebut merupakan penutupan tertinggi sejak 23 Maret lalu. IHSG juga mencetak penguatan 4 hari beruntun dengan total 2,23%.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh impresif pada kuartal II-2021. Output ekonomi yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 7,07% dibandingkan kuartal II-2020 (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar.

Ini merupakan pertumbuhan PDB pertama setelah mengalami kontraksi selama 4 kuartal beruntun, artinya Indonesia sah keluar dari resesi.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB akan tumbuh 6,505% yoy. Sedangkan konsensus pasar versi Reuters menghasilkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6,57% yoy pada April-Juni 2021.

Data PDB tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi IHSG pada perdagangan hari ini, Jumat (5/8/2021). Meski demikian, patut waspada dengan risiko koreksi akibat aksi ambil untung (profit taking) melihat kenaikannya yang tajam di pekan ini.

Sementara itu, kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) masih cukup tinggi kemarin, dengan kasus positif sebanyak 35.764 orang. Tetapi kabar baiknya, kasus aktif di DKI Jakarta terus turun menjadi 13.877 kasus kemarin, dibandingkan sehari sebelumnya 14.451 kasus. Penurunan tersebut membuka peluang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di Jakarta diturunkan ke level 3.

Secara teknikal, IHSG kini makin menjauhi batas atas pola Ascending Triangle di kisaran 6.115 yang membuka peluang penguatan dalam beberapa pekan ke depan. Dari batas atas tersebut ke posisi dan posisi paling bawah pola di 6.473 ada jarang sebesar 372 poin.

Ketika pola Ascending tersebut ditembus, artinya target penguatan untuk jangka panjang sebesar 372 poin dari batas atas, yakni di kisaran 6.487. Itu secara teknikal, tetapi dalam kondisi saat ini tentunya faktor fundamental juga sangat menentukan arah IHSG.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Sementara untuk jangka pendek, ruang penguatan IHSG masih terbuka melihat indikator stochastic belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought). 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Namun, jika melihat grafik 1 jam, stochastic baru saja masuk ke wilayah overbought, sehingga ada risiko koreksi akibat aksi profit taking.

Selama bertahan di atas level 6.200, IHSG berpeluang menguat ke kisaran 6.230 hingga 6.350. Penembusan ke atas level tersebut akan membawa IHSG menuju 6.290 hingga 6.300.  Tetapi jika kembali ke bawal 6.200, IHSG berisiko terkoreksi ke 6.180 hingga 6.165.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular