Masih Pandemi, Laba Indocement Semester I Tembus Rp 587 M

Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 August 2021 16:30
Sayup suara ombak menyusup hingga ke ruang-ruang sempit Kapal yang tengah bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Rabu (29/7/2020) petang itu. Sejumlah anak dengan berani tengah asik melompat bergantian dari atas kapal, sambil berteriak.
Sunda Kelapa adalah nama pelabuhan yang berada di ujung utara Jakarta. Pelabuhan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Pada zaman kerajaan, Sunda Kelapa adalah pusat perdagangan. Kini, meski telah dimakan usia, pelabuhan ini masih tetap ramai.
Banyak orang mengais rezeki di Pelabuhan Sunda Kelapa. Ada pedagang, nelayan, Anak Buah Kapal (ABK), pemberi jasa sampan, hingga buruh angkut. Semua tumpah ruah menjadi satu. Namun bagi anak-anak sunda kelapa adalah tempat paling asik untuk bermain.

Pelabuhan Sunda Kelapa lambat laun tidak terlihat sesibuk saat masa jayanya. Kini, pelabuhan tersebut dikelola oleh PT Pelindo II dan tidak mengantongi sertifikasi International Ship and Port Security karena sifat pelayanan jasanya hanya untuk melayani kapal antar pulau di dalam negeri.

Dari sisi ekonomi pelabuhan ini masih cukup strategis, mengingat berdekatan dengan pusat-pusat perdagangan di Jakarta seperti Glodok, Pasar Pagi, Mangga Dua, dan lain-lainnya. Menjadi buruh kuli angkut mungkin bukan hal yang dicita-citakn oleh banyak orang. Namun ketika tidak ada lagi keahlian yang bisa ditawarkan selain tenaga kasar maka menjadi buruh kasar sebagai kuli angkut pun harus dijalani.

Setidaknya ini yang tertangkap saat melihat potret para kuli angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Utara. Dalam sehari para pekerja kuli angkut ini mampu membongkar muatan dengan berat total 300ton. Beban sebesar ini dikerjakan oleh 20an orang pekerja.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Semen (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah pandemi Covid-19, emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan laba bersih Rp 586,57 miliar di akhir Juni 2021, naik 25% dari Rp 457,88 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai laba bersih per saham juga ikut terkerek menjadi Rp 159,34 dari sebelumnya sebesar Rp 127,68.

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,96% YoY (year on year) pada periode tersebut. Pendapatan perusahaan ditutup di angka Rp 6,67 triliun, yang tumbuh dari akhir periode yang sama tahun sebelumnya Rp 6,17 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan juga naik menjadi Rp 4,57 triliun dari Rp 4,29 triliun. Beban usaha juga naik tipis menjadi Rp 1,48 triliun dari Rp 1,46 triliun.

Emiten yang dikendalikan Grup Heidelberg Jerman ini juga mencatatkan kenaikan biaya keuangan menjadi Rp 21,26 miliar dari sebelumnya Rpp 6,25 miliar.

Sedangkan ada akhir Juni lalu perusahaan mencatatkan pendapatan operasi Rp 33,14 miliar dari sebelumnya pos ini menjadi beban operasi sebesar Rp 36,84 miliar. Sementara pendapatan keuangan turun menjadi Rp 122,63 miliar dari Rp 214,32 miliar.

Bagian atas laba bersih entitas asosiasi juga naik hingga Rp 12,51 miliar dari sebelumnya Rp 6,81 miliar.

Pada periode tersebut, tercatat nilai aset INTP menjadi sebesar Rp 27,35 triliun, mengalami kenaikan tipis dari posisi akhir Desember 2020 yang senilai Rp 27,34 triliun. Aset lancar tercatat mencapai Rp 12,79 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 14,55 triliun.

Di pos liabilitas, terjadi penurunan sepanjang semester I-2021 menjadi Rp 4,59 triliun dari sebelumnya Rp 5,16 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 3,66 triliun dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka Rp 928,02 miliar.

Ekuitas perusahaan di akhir Juni 2021 lalu mencapai Rp 22,76 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 22,17 triliun.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), di akhir perdagangan Rabu ini (4/8), saham produsen Semen Tiga Roda ini ditutup naik 1,52% di Rp 10.000/saham, dengan nilai transaksi harian mencapai Rp 43 miliar dan volume perdagangan 4,27 juta saham. Dalam sebulan terakhir saham INTP turun 6% dan year to date juga anjlok 31%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Tertekan, Laba Bersih Indocement Drop 12% di Q1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular