Internasional

Pekan Ini 3 Bank Kakap Singapura Rilis Lapkeu, Cek Bocorannya

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
03 August 2021 16:15
Gedung Bank DBS
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga bank terbesar Singapura diperkirakan akan segera merilis laporkan kinerja keuangan kuartal kedua (semester I-2021) pada pekan ini. Investor pun sedang harap-harap cemas menantikan rilis data laporan keuangan (lapkeu) tersebut terutama terkait pembayaran dividen.

Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) dan United Overseas Bank (UOB) akan mengumumkan laporan kinerja pada Rabu besok (4/8), sementara bank terbesar di Singapura, DBS Group Holdings, akan mengumumkan pada Kamis mendatang.

Dikutip dari CNBC Internasional, berikut adalah estimasi laba bersih ramalan para analis, menurut perkiraan yang disusun oleh Refinitiv:

Prediksi laba trio bank kakap Singapura kuartal II 2021Foto: Prediksi laba trio bank kakap Singapura kuartal II 2021
Prediksi laba trio bank kakap Singapura kuartal II 2021

Dari estimasi itu disebutkan, laba DBS S$ 1,42 miliar atau setara Rp 15,02 triliun (kurs Rp 10.577/S$), naik 14,2% year on year, sementara laba OCBC S$ 1,12 miliar atau setara Rp 11,85 triliun, melesat 53,4%, dan UOB S$ 948,05 juta atau Rp 10,03 triliun, naik 34,9%.

Laporan pendapatan bank-bank ini akan dirilis di tengah meningkatnya kasus infeksi Covid-19 harian baru di Singapura.

Pengetatan aturan pembatasan sosial yang diberlakukan pada awal Mei menyebabkan ekonomi Negeri Singa terkontraksi 2% pada kuartal kedua dibandingkan dengan 3 bulan sebelumnya, menurut perkiraan resmi yang telah dikeluarkan pemerintah.

Para analis memandang, ancaman Covid-19 yang tidak kunjung usai - khususnya varian delta - terhadap kegiatan ekonomi, menyebabkan bank-bank Singapura kemungkinan akan mempertahankan provisi (pencadangan) yang telah mereka sisihkan untuk mengantisipasi potensi kerugian pinjaman.

"Kami tidak yakin bank akan menghapus provisi umum (general provisions) di tengah prospek ekonomi makro yang tidak pasti," kata Rui Wen Lim, analis ekuitas di DBS Group Research, dikutip CNBC International, Selasa (3/8).

General provisions adalah komponen neraca laba rugi yang mewakili dana yang disisihkan oleh perusahaan sebagai aset untuk membayar kerugian yang diantisipasi dapat terjadi di masa depan. Jumlah yang disisihkan didasarkan pada perkiraan kerugian di masa depan.

Di Indonesia, bank-bank juga melakukan pencadangan yang biasanya digunakan bank untuk mengantisipasi kredit bermasalah dalam bentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).

Beberapa bank di AS dan Eropa telah mulai melonggarkan provisi pada kuartal kedua, yang membantu meningkatkan profitabilitas mereka.

Manajemen HSBC pada hari Senin lalu mengatakan pihaknya melonggarkan US$ 719 juta atau setara Rp 10,42 triliun (kurs Rp 14.500/US$), karena prospek ekonomi yang semakin membaik.

Pembayaran dividen

Saham ketiga bank yang terdaftar di Singapura telah mengalami kenaikan dua digit tahun ini karena rebound ekonomi global dari resesi yang disebabkan pandemi membuat investor memilih saham 'cyclical'.

Pasar saham yang 'cyclical' tersebut bergerak bersamaan mengikuti naik dan turun fluktuasi ekonomi.

Saham OCBC naik 22,3% tahun ini pada Senin kemarin - kenaikan terbesar di antara trio perbankan kelas kakap Singapura.

Saham DBS dan UOB masing-masing melonjak 21,3% dan 15,7%. Kenaikan harga saham ketiga bank tersebut mengalahkan Indeks Straits Times di Bursa Singapura yang tercatat naik 11,2% sepanjang tahun ini.

Analis mengatakan saham-saham tersebut bisa jadi mendapatkan dorongan lebih lanjut jika dividen yang dibagikan lebih tinggi dari perkiraan.

Regulator keuangan, moneter, dan pasar modal Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS), pekan lalu mengatakan tidak akan memperpanjang pembatasan pembayaran dividen yang boleh dibagikan oleh pihak bank.

Tahun lalu, MAS mendesak perbankan untuk membatasi dividen mengingat ketidakpastian ekonomi selama pandemi Covid-19.

Krishna Guha, analis ekuitas dari bank investasi Jefferies, mengatakan pengumuman MAS itu mengejutkan.

"Kami memperkirakan aturan pembatasan ini akan dicabut secara bertahap. Dengan demikian, penghapusan total adalah kejutan positif," tulis Guha dalam sebuah laporan pekan lalu. Dia memperkirakan ketiga bank tersebut akan menaikkan dividen setidaknya ke level sebelum pandemi tahun ini.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! Saham 3 Bank Kakap Singapura 'Ngamuk', Ini Pemicunya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular