
Rupiah Perkasa Sekali Hari Ini, Apa Resepnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mampu mempertahankan penguatan tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa (3/8/2021).
Dolar AS memang sedang terpuruk, terlihat dari mayoritas mata uang utama Asia yang menguat hari ini. Tetapi rupiah jauh memimpin penguatan tersebut.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melesat 0,49% di Rp 14.350/US$. Setelahnya rupiah sempat berbalik melemah hingga 0,35%, sebelum akhirnya kembali ke zona hijau, bahkan sempat menyentuh Rp 14.340/US$.
Pada pukul 12:00 WIB, rupiah berada di Rp 14.350/US$, dengan penguatan 0,49%, jauh memimpin mata uang Asia lainnya.
Mata Uang | Kurs Terakhir | Perubahan |
USD/CNY | 6,464 | 0,03% |
USD/IDR | 14.350 | -0,49% |
USD/INR | 74,323 | -0,04% |
USD/JPY | 109,15 | -0,12% |
USD/KRW | 1.149,51 | -0,06% |
USD/MYR | 4,2220 | -0,04% |
USD/PHP | 49,732 | -0,24% |
USD/SGD | 1,3514 | -0,13% |
USD/THB | 32,98 | 0,12% |
USD/TWD | 27,917 | -0,04% |
Dolar AS memang sedang terpuruk pasca pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pada pekan lalu. Spekulasi tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (QE) meredup pasca pengumuman tersebut. Dan kian meredup lagi setelah rilis data pertumbuhan ekonomi serta inflasi AS yang di bawah prediksi.
Alhasil, indeks dolar AS merosot 0,8% sepanjang pekan lalu, dan turun lagi 0,14% kemarin. Siang ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut turun lagi 0,06%, maka wajar mata uang utama Asia "bergembira".
Selain itu, perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang kembali diperpanjang hingga 9 Agustus mendatang sebenarnya menjadi sentimen negatif bagi rupiah.
Tetapi, penurunan kasus penyakit Covid-19 cukup mendongkrak sentimen pelaku pasar, dan memunculkan optimisme akan adanya pelonggaran lebih lanjut.
Secara nasional, kasus Covid-19 kemarin bertambah sebanyak 22.404 orang, menjadi yang terendah sejak 30 Juni lalu.
Kemudian, DKI Jakarta kemarin penambahan kasusnya berada di level terendah sejak 9 Juni, yakni sebanyak 1.410 kasus. Penurunan tajam penambahan kasus tersebut membuat harapan PPKM level 4 di Jakarta akan diturunkan menjadi level 3 dalam waktu dekat, rupiah pun perkasa.
Di sisa perdagangan hari ini, rupiah masih berpeluang mempertebal penguatan. Hal tersebut terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.368,50 | Rp14.327,0 |
1 Bulan | Rp14.400,00 | Rp14.370,0 |
2 Bulan | Rp14.447,00 | Rp14.417,0 |
3 Bulan | Rp14.498,00 | Rp14.469,0 |
6 Bulan | Rp14.659,00 | Rp14.620,0 |
9 Bulan | Rp14.801,00 | Rp14.756,0 |
1 Tahun | Rp14.964,00 | Rp14.908,4 |
2 Tahun | Rp15.696,80 | Rp15.615,9 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan
