Berat! Ini yang Bakal Jegal IHSG Menuju ke Level 6.100
Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan sesi pertama Senin (2/8/2021), jelang pengumuman berlanjut-tidaknya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.077,121 atau naik 7,1 poin (+0,12%). Dibuka naik 0,46% ke 6.098,008, indeks acuan utama bursa ini berbalik melemah pukul 09:15 WIB, hingga sempat menyentuh level terendah hariannya pada 6.048,101.
Koreksi terjadi setelah IHSG sempat menyentuh level tertinggi hariannya pada pukul 09:00 WIB di level 6.112,829, dan kemudian berbalik lagi ke zona hijau jelang pukul 10:30 WIB. Sebanyak 220 saham menguat, 268 lain melemah, dan 149 sisanya flat.
Nilai transaksi bursa meningkat, ke kisaran Rp 7,7 triliun yang melibatkan 14 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 1 jutaan kali. Mayoritas investor asing hari ini memilih mengambil posisi jual, sehingga mencetak penjualan bersih (net sell) Rp 18,59 miliar.
Tren reli terjadi mengikuti bursa utama Asia Pasifik yang mayoritas menghijau, dipimpin indeks Nikkei Jepang yang melesat 2% dan indeks bursa Shanghai China yang menguat 1,5%. Sebaliknya, bursa saham Malaysia dan Singapura kompak melemah sebesar 0,3%.
Pelaku pasar di Indonesia memantau nasib PPKM Level 4, yang berakhir hari ini (2/8/2021). Jika diperpanjang, maka aktivitas ekonomi dan bisnis masih berada dalam tren tekanan. Pasar berharap akan ada sejumlah pelonggaran di tengah landainya kasus Covid-19 di DKI Jakarta.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah tren menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.101 yang merupakan angka resis BB tengah. Sementara untuk mengubah tren menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.053.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 43 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBCINDONESIA
(trp/trp)