Semester I-2021

Laba BRIS Capai Rp 1,5 T, User Mobile Banking Tembus 2,5 Juta

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
30 July 2021 09:42
Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Senin (1/2). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI/BRIS) resmi beroperasi. Direktur Utama BRIS Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi ketiga bank BRIsyariah, BNI Syariah dan BSM telah dilaksanakan sejak Maret 2020 atau memakan waktu selama 11 bulan.
Foto: Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI berhasil menorehkan kinerja impresif sepanjang semester I 2021 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,48 triliun, naik 34,29% secara year on year (yoy), dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,1 triliun.

Bank syariah terbesar di Indonesia ini juga mencatat pertumbuhan jumlah user mobile banking yang signifikan, menembus 2,5 juta pengguna.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kenaikan laba pada semester I tahun ini dipicu oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang berkualitas, sehingga biaya dana dapat ditekan. Hal itu mendorong kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil yang tumbuh sekitar 12,71% secara year on year (yoy).

"Untuk meningkatkan kinerja, pada tahun ini BSI fokus untuk menjaga kualitas pembiayaan dan memanage coverage ratio dengan tetap mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan akselerasi kapasitas digital dan operasional," kata Hery, dalam konferensi pers virtual, Jumat (30/7).

Dia mengatakan, dengan pertumbuhan laba yang signifikan, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas. Hal itu ditandai dengan meningkatnya ROE (Return on Equity) dari 11,69% per Juni 2020 menjadi 13,84% per Juni 2021.

Adapun untuk menjaga pertumbuhan ke depan, Hery mengatakan BSI akan terus meningkatkan kapabilitas digital. Pasalnya volume transaksi kanal digital BSI tumbuh signifikan sepanjang triwulan kedua 2021.

Hingga Juni 2021, nilai transaksi kanal digital BSI sudah menembus Rp 95,13 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari transaksi melalui layanan BSI Mobile yang naik 83,56 % secara yoy. Jika dirinci, sepanjang Januari-Juni 2021, volume transaksi di BSI Mobile mencapai Rp 41,99 triliun.

Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 109,82% secara yoy. Hal ini didorong oleh jumlah user mobile banking yang menembus 2,5 juta pengguna.

Sedangkan dari sisi bisnis, pada semester I 2021 bank syariah milik Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara) itu telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 161,5 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 11,73% dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp 144,5 triliun.

Porsi terbesar disumbangkan segmen konsumer yang mencapai Rp75 triliun atau setara 46,5% dari total pembiayaan.

Adapun segmen korporasi sebesar Rp36,7 triliun atau sekitar 22,8%. Kemudian segmen UMKM yang mencapai Rp36,8 triliun setara 22,9% dan sisanya segmen komersial Rp10 triliun atau sekitar 6,2%.

Pada paruh pertama tahun ini, BSI pun tetap mampu menjaga kualitas pembiayaan yang positif. Terbukti dengan tren penurunan non performing financing (NPF) gross dari 3,23% pada semester I 2020 menjadi 3,11% pada enam bulan pertama tahun ini.

Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, BSI juga telah mencadangkan cash coverage sebesar 144,07% sampai semester I 2021. Sedangkan dari sisi liabilitas, penghimpunan DPK BSI sampai semester I 2021 mencapai Rp216,36 triliun, naik 16,03% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp186,49 triliun.

Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan dana murah melalui layanan jasa keuangan giro dan tabungan yang sebesar 54,81% dari total DPK. Hal itu menurunkan biaya dana atau cost of fund dari 2,78% pada semester I 2020 menjadi 2,14% pada paruh pertama tahun ini.

Dengan kinerja tersebut BSI berhasil mencatatkan total aset sebesar Rp247,3 triliun hingga Juni 2021. Torehan itu naik sekitar 15,16% secara yoy. Pada periode yang sama tahun lalu total aset BSI mencapai Rp214,7 triliun.

Bank Syariah Indonesia adalah bank hasil penggabungan dari tiga bank Syariah milik BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk. yang mulai beroperasi pada 1 Februari 2021.

Dengan kinerja finansial tersebut, Bank Syariah Indonesia masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.

Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 kantor cabang, lebih dari 2.400 jaringan ATM, serta didukung lebih dari 20.000 karyawan yang tersebar di seluruh Nusantara.

Dari pasar saham, data BEI mencatat saham BRIS pada awal sesi I, Jumat ini (30/7), turun 1,60% di Rp 2.800/saham pada pukul 09.38 WIB. Nilai transaksi saham BRIS mencapai Rp 44 miliar dengan volume perdagangan 15,65 juta saham. Sepekan saham BRIS naik 6% dan sebulan juga melesat 22%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Go Global, BSI Tancapkan Bisnis dan Penetrasi di Timur Tengah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular