Terjegal Profit Taking, Harga Minyak Turun

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 July 2021 08:45
kilang minyak
Foto: Reuters

Pelaku pasar menilai pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang kembali mengganas di berbagai negara belum menurunkan permintaan minyak. Dibandingkan dengan tahun lalu, permintaan masih tumbuh.

"Memang ada risiko dari sisi permintaan karena pemerintah di berbagai negara mulai membatasi aktivitas warga di luar rumah. Pasar melihat dunia sudah beberapa kali melalui fase pembatasan seperti ini. Ternyata pemulihan ekonomi masih berjalan di jalur yang tepat, tidak melenceng terlalu jauh," sebut riset Citi.

Dana Moneter Internasional (IMF) dalam World Economic Outlook edisi Juli 2021 memperkirakan ekonomi dunia tahun ini akan tumbuh 6%. Tidak berubah dibandingkan proyeksi April 2021. Artinya, kebangkitan ekonomi dunia masih on the right track.

Namun akan ada saja momentum di mana pelaku pasar mengambil untung (profit taking). Saat harga si emas hitam naik, ada saja investor yang mencairkan cuan. Tekanan jual akan membuat harga minyak terkoreksi, seperti yang terjadi pagi ini.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga minyak sepertinya akan mengalami tren menurun. Titik support harga brent berada di US$ 75,39/barel yang jika tertembus bisa membawa harga ke arah US$ 74,54/barel. 

Namun jika harga berbalik naik, maka akan menguji titik resistance di US$ 76,43/barel. Penembusan di titik ini akan membawa harga minyak ke US$ 77,84/barel.

 

crudeSumber: Reuters

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular