Terungkap! Ini Penyebab Harga Saham Big Cap Tak Bergairah

Monica Wareza, CNBC Indonesia
Kamis, 29/07/2021 14:15 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar menyebutkan penurunan kinerja atas saham-saham berkapitalisasi pasar besar saat ini terjadi karena adanya sejumlah aksi korporasi besar. Kondisi ini dinilai akan berdampak, selain mempersiapkan ketersediaan dana, juga pertimbangan pergerakan saham perusahaan tersebut.

Direktur Utama PT Star Asset Management Reita Farianti mengatakan setidaknya saat ini terdapat dua aksi korporasi yang sedang diantisipasi oleh manajer investasi, sehingga manajer investasi (MI) perlu menyediakan dana dalam jumlah besar.

"Jika tidak ada dana baru yang masuk ke dalam portofolio mereka, maka MI akan menjual posisi-posisinya terutama posisi pada saham-saham berkapitalisasi besar dan likuid di BEI [BUrsa Efek Indonesia]," kata Reita kepada CNBC Indonesia, Kamis (29/7/2021).


Dua aksi korporasi besar yang dimaksud adalah penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT Bukalapak.com dengan target hampir Rp 22 triliun dan rencana rights issue PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang diperkirakan sebesar Rp 95 triliun.

"Umumnya MI yang berencana membeli IPO dan rights tersebut perlu melakukan cash raising dengan jumlah yang besar pula," imbuh dia.

Sementara itu, Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan tak hanya aksi korporasi yang saat ini diantisipasi oleh MI. Kinerja emiten akibat pandemi ini juga menjadi pertimbangan lainnya.

"Harga saham big caps terutama sektor perbankan memang tertekan sejak awal tahun. Selain karena pandemi dikhawatirkan menimbulkan kredit macet, ada juga aksi korporasi yang dikhawatirkan berdampak negatif terhadap harga sahamnya," terangnya, Rabu (28/7/2021) kemarin.

Di samping itu, kata dia, pertimbangan investasi MI tidak hanya mempertimbangkan kapitalisasi saham yang besar atau kecil. Sebab, dengan metode value investing, juga dipertimbangkan fundamental per emiten dan faktor yang berpengaruh terhadap saham tersebut.

Dia mengungkapkan, sektor yang saat ini diminati oleh MI masih seputar sektor telekomunikasi.

"Karena berkaca dari pengalaman yang lalu, kebutuhan akan telekomunikasi, data, hardware seperti komputer / laptop, cloud computing mengalami peningkatan," tandasnya.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat