Analisis Teknikal

The Fed Bikin Dolar AS Jeblok, yuk Rupiah Menguat Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 July 2021 08:19
FILE PHOTO: U.S. dollar banknote is seen in this picture illustration taken May 3, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah keluar masuk zona merah sepanjang perdagangan Rabu kemarin (28/7), sebelum akhirnya menguat tipis 0,03% ke Rp 14.485/US$.

Pergerakan tersebut menunjukkan pelaku pasar menanti pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed).

Dalam pengumuman kebijakan moneter Kamis (29/7/2021) dini hari tadi, The Fed masih status quo, alias tidak ada perubahan terkait pandangan mengenai tapering atau kenaikan suku bunga.

The Fed mengatakan masih perlu melihat kemajuan substansial lebih lanjut terkait inflasi dan pasar tenaga kerja sebelum mulai melakukan tapering. Sehingga belum ada kejelasan kapan tapering akan dilakukan.

Alhasil indeks dolar AS yang sebelumnya menguat 0,34% langsung berbalik arah dan melemah 0,12% pada perdagangan Rabu. Pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut juga turun lagi 0,05%, yang bisa dimanfaatkan rupiah untuk menguat.

Meski demikian, tekanan bisa datang dari dalam negeri. Sebab, penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kembali mendekati 50.000 orang per hari. Jika kasus Covid-19 masih terus tinggi, tentunya ada risko pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang lebih luas ditunda.

Secara teknikal, level psikologis terbukti mampu menahan pelemahan rupiah kemarin, hingga akhirnya menguat tipis. Belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan.

Sejak akhir Juni lalu, rupiah membentuk pola Rectangle atau persegi panjang. Batas bawah pola tersebut berada di kisaran Rp 14.450/US$ sementara batas atas berada di kisaran Rp 14.550/US$. Kemarin rupiah sempat menyentuh batas bawah tersebut dan akhirnya berbalik melemah, yang menjadi indikasi support kuat.

Diperlukan penembusan salah satu batas tersebut untuk menentukan kemana arah rupiah selanjutnya.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Mata Uang Garuda saat ini sedikit diuntungkan dengan munculnya pola-pola candle stick. Pada Rabu (30/6/2021), rupiah membentuk pola Shooting Star, sehari setelahnya muncul pola Gravestone Doji. Keduanya tersebut merupakan pola ini merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset. Dalam hal ini dolar AS melemah dan rupiah yang menguat.

Level psikologis Rp 14.500/US$ menjadi resisten terdekat. Selama tertahan di bawahnya rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.450/US$ yang merupakan batas bawah pola rectangle.

Jika mampu menembus level tersebut, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.400/US$. Di pekan ini, jika mampu melewati level yang disebutkan terakhir, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.350/US$.

Sementara jika kembali ke atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.550/US$ yang merupakan batas atas pola Rectangle.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular