Baca 8 Informasi Penting Ini, Biar Bisa Cuan Maksimal

Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 July 2021 07:50
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di akhir pekan lalu, sejumlah emiten melaporkan kinerja perusahaan yang berakhir pada Juni 2021. Selain itu, juga terdapat rencana aksi korporasi dari beberapa perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

CNBC Indonesia telah merangkum delapan peristiwa emiten yang terjadi pada perdagangan Jumat (23/7/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan awal pekan, Senin (26/7/2021) dibuka.

1. Bos BCA Sebut 80% Transaksi Banknya Sudah Digital, ATM Turun

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan saat ini lebih dari 80% transaksi nasabahnya sudah dilakukan secara digital. Sedangkan transaksi menggunakan ATM saat ini terus mengalami penurunan.

Jahja menyebutkan saat ini nilai transaksi nasabah yang dilakukan di ATM tinggal 13% dari total transaksi yang terjadi.

"Iya betul ATM turun dan digital naik luar biasa. Digital sudah 80% lebih, ATM 13%," kata Jahja kepada CNBC Indonesia, Jumat (23/7/2021).

2. Suntik' Rp 163 M, Garudafood Borong Lagi Saham Keju Prochiz

Perusahaan konsumsi milik taipan Sudhamek, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) telah menambah kepemilikan saham pada PT Mulia Boga Raya (KEJU), produsen keju dengan merek dagang Prochiz, melalui transaksi terafiliasi.

GOOD membeli 142,85 juta atau setara dengan 9,52% saham KEJU dari PT Tudung Putra Putri Jaya (TPPJ) yang juga merupakan salah satu pemegang saham pengendali GOOD dengan kepemilikan saham paling sebesar sejumlah 20,46%.

Dilansir dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat ini (23/7), pembelian tersebut dilaksanakan di harga Rp 1.138 per saham, sehingga total keseluruhan pembelian saham adalah senilai Rp 162,56 miliar.

3. Cetak Laba Rp 2 T, Produsen Torabika Bagi Dividen Rp 1,1 T

Emiten konsumer, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), membagikan dividen tunai senilai Rp 1,16 triliun untuk tahun buku 2020. Hal ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan pada Jumat (23/7/2021).

"Pemegang saham perseroan menyetujui usulan direksi untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 52 per saham," ungkap Direksi MYOR, dalam keterangannya.

Dividen tunai tersebut akan mulai dibagikan pada tanggal 13 Agustus 2021 kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) perseroan pada 4 Agustus 2021.

4. Permintaan Saham Bukalapak Tercatat Mencapai Rp 87 T

Perusahaan e-commerce berstatus unicorn pertama yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bukalapak.com dikabarkan mengalami kelebihan permintaan hingga US$ 6 miliar atau setara dengan Rp 87 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/US$) saat masa penawaran awal (bookbuilding).

Nilai tersebut setara dengan kelebihan permintaan (oversubscribe) sebanyak empat kali dari nilai yang ditawarkan oleh perusahaan.

Melansir Reuters, tiga sumber yang mengetahui informasi tersebut mengatakan bahwa saham ini akan dilepas di harga Rp 850/saham. Nilai ini merupakan batas atas dari harga penawaran sahamnya di kisaran RP 750-Rp 850/saham.

5. Utang Jatuh Temponya Rp 712 M, Bagaimana APLN Bayarnya?

Pengembang properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menyebutkan hingga Juni 2021 perusahaan memiliki total utang yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun mencapai Rp 712,35 miliar.

Utang ini terdiri dari utang bank dan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN).

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), utang tersebut merupakan kredit yang digunakan untuk penyelesaian sejumlah proyek milik perusahaan. Penyelesaian utang bank ini ditargetkan akan dapat dibayarkan menggunakan dana operasional perusahaan.

6. Pandemi, Laba Unilever Indonesia Semester I Drop Jadi Rp 3 T

Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melaporkan kinerja semester I-2021 atau periode 6 bulan yakni Januari-Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Laba bersih UNVR per Juni tercatat sebesar Rp 3,05 triliun, turun 15,75% dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,62 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat ini (23/7), penurunan laba bersih seiring dengan koreksi pendapatan di periode 6 bulan ini. Pendapatan UNVR tercatat Rp 20,18 triliun, turun 7,30% dari Juni 2020 sebesar Rp 21,77 triliun.

7. Emiten Menara Grup Djarum Ubah Klausul Utang Rp800 M, Kenapa?

Emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), baru saja melaporkan perubahan dan pernyataan kembali atas perjanjian fasilitas antara PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) senilai total Rp 800 miliar.

Transaksi terafiliasi yang dilaksanakan adalah berupa penanggungan perusahaan, yakni Protelindo akan menjamin kewajiban dari Iforte sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan perjanjian valuta asing kepada Bank Permata.

Iforte merupakan perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh Protelindo. Sedangkan 99,9997% saham Protelindo dimiliki oleh TOWR.

8. Bayar Utang ke Induk Usaha, ARTI Lakukan Private Placement

Emiten yang bergerak di bidang jasa minyak & gas (migas) dan properti PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) berencana menambah modal melalui penerbitan saham baru (seri C) tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Non-HMETD) alias private placement sebanyak-banyaknya 14,87 miliar saham.

Mengacu pada prospektus yang dipublikasikan RATU, pada Jumat (23/7), nilai nominal private placement tersebut Rp 50/saham atau setara dengan Rp 743.457.893.650 (Rp 743,46 miliar). Adapun jumlah ini merupakan 65,48% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah pengeluaran saham baru tersebut.

Untuk merealisasikan private placement tersebut, ARTI akan meminta restu pemegang saham perseoran melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus mendatang.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular