Heboh ATM Mulai Ditinggalkan Nasabah, Fenomena Apa Ini?

Monica Wareza & Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 July 2021 07:26
Ilustrasi ATM Link Aja. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi ATM Link Aja. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Hal senada juga dirasa bank lain. Direktur IT & Operasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Y.B Hariantono juga menyebutkan saat ini, perseroan juga mencatatkan kenaikan transaksi melalui digital banking.

Saat ini, tercatat 98% transaksi BNI sudah dilakukan melalui e-Channel, dan hanya 2% saja yang melalui kantor cabang.

BNI mencatat, sampai dengan kuartal pertama 2021, di segmen konsumer, tercatat ada peningkatan pengguna mobile banking sebesar 58% dengan nilai transaksi meningkat 33%. Sedangkan, frekuensi transaksi di segmen konsumer naik 50%.

Di segmen korporasi melalui BNI Direct, tercatat ada peningkatan jumlah pengguna sebesar 24% dengan kenaikan nilai transaksi sebesar 22,7% dan frekuensi transaksi sebesar 140%.

"Artinya, penggunaan channel elektronik meningkat pesat untuk industri kita baik dari sisi konsumer maupun perusahaan. Kami melihat dari angka pertumbuhan sudah terjadi dan meningkat signifikan. Pandemi jelas mendorong, angka selama pandemi naik secara drastis," kata YB Hariantono, dalam wawancara di program Money Talks, CNBC Indonesia.

Hariantono menilai, pandemi yang berlangsung lebih dari setahun ini menyebabkan terjadinya perubahan pengguna ke arah digital banking.

Kebiasaan ini diperkirakan juga akan terus berlanjut meskipun pandemi Covid-19 sudah berlalu.

"Kebiasaan orang sudah terbentuk, sudah menyukai channel ini, setelah pandemi kebiasaan orang akan tetap melakukan kebiasaan barunya, ini akan menjadi new habit. Sesuatu tren yang di-drive oleh pandemi," ujar Hariantono.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan saat ini lebih dari 80% transaksi nasabahnya sudah dilakukan secara digital. Sedangkan transaksi menggunakan ATM saat ini terus mengalami penurunan.

Jahja menyebutkan saat ini nilai transaksi nasabah yang dilakukan di ATM tinggal 13% dari total transaksi yang terjadi.

"Iya betul ATM turun dan digital naik luar biasa. Digital sudah 80% lebih, ATM 13%," kata Jahja kepada CNBC Indonesia, Jumat (23/7/2021).

Senada dengan Hartono, salah satu penyebab turunnya nilai transaksi yang dilakukan di ATM, adalah adanya pandemi Covid-19 yang sudah terjadi sejak tahun lalu.

Namun demikian, adanya ATM saat ini juga masih dibutuhkan oleh nasabah, sehingga BCA masih tetap akan melakukan penambahan jumlah ATM. Terutama untuk mesin yang bisa melakukan setor dan tarik tunai.

 

Halaman 3>>

(sef/sef)
Next Page
Kata OJK
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular