Emiten Menara Grup Djarum Ubah Klausul Utang Rp800 M, Kenapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), baru saja melaporkan perubahan dan pernyataan kembali atas perjanjian fasilitas antara PT Iforte SolusiĀ Infotek (Iforte), PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) senilai total Rp 800 miliar.
Transaksi terafiliasi yang dilaksanakan adalah berupa penanggungan perusahaan, yakni Protelindo akan menjamin kewajiban dari Iforte sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan perjanjian valuta asing kepada Bank Permata.
Iforte merupakan perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh Protelindo. Sedangkan 99,9997% saham Protelindo dimiliki oleh TOWR.
Manajemen TOWR mengatakan pertimbangan terkait transaksi pemberian jaminan oleh Protelindo dilakukan agar dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian fasilitas dan perjanjian valuta asing.
Dengan demikian, fasilitas yang diberikan Bank Permata tersebut dapat dilaksanakan, yang mana hal tersebut tidak akan tercapai jika Iforte dan Protelindo bukan merupakan pihak terafiliasi.
Sebelumnya pada 19 Juli 2021, telah dilakukan penandatanganan perubahan dan pernyataan kembali atas perjanjian fasilitas pinjaman bergulir dan pinjaman berjangka (Perjanjian Fasilitas) dan perjanjian transaksi valuta asing antara Iforte dan Bank Permata
Adapun perjanjian fasilitas tersebut adalah perubahan dan pernyataan kembali atas perjanjian fasilitas pinjaman berjangka Rp 800 miliar tanggal 16 Agustus 2019. Fasilitas yang akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja.
Fasilitas pinjaman bergulir yang semula berjumlah Rp 800 miliar berkurang menjadi maksimal Rp 300 miliar dan mengubah jumlah sisa pinjaman bergulir menjadi pinjaman berjangka sebesar Rp 500 miliar.
Terkait jangka waktu, fasilitas pinjaman bergulir memiliki jangka waktu sampai 16 Agustus 2024. Sedangkan fasilitas pinjaman berjangka memiliki jangka waktu sampai 6 Mei 2023.
Sedangkan terkait perjanjian valuta asing, keseluruhan transaksi berdasarkan perjanjian valuta asing tidak melebihi US$ 3,5 juta atau setara Rp 50,75 miliar (kurs 14.500).
Pada penutupan perdagangan Jumat (23/7) di pasar modal, saham TOWR naik 1,53% ke level 1.330/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 67,85 triliun.
Dalam seminggu saham ini mengalami koreksi tipis 0,37%, selama sebulan naik 6,83% dan sejak awal tahun telah tumbuh 38,54%.
(tas/tas)