Gainers-Losers Sesi 2

Saham YELO-BOSS 'Ngamuk', Giliran Duo Lippo Terjungkal

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Kamis, 22/07/2021 16:43 WIB
Foto: Dok. Matahari

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten penyedia jasa penyewaan modem wifi PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) dan emiten batu bara PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) menjadi top gainers pada paruh kedua perdagangan Kamis (22/7/2021).

Berbeda, dua saham Grup Lippo, pengelola gerai Hypermart PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan pemilik toko Matahari Department Store PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) harus rela menjadi top losers.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 'pamer otot' hari ini. IHSG melonjak 1,78% ke posisi 6.137,547 pada penutupan sesi II perdagangan Kamis (22/7).


Menurut data BEI, ada 333 saham menguat, 174 saham melemah dan 141 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 11,64 triliun dan volume perdagangan mencapai 25,67 miliar saham.

Investor asing pasar saham tercatat ramai-ramai masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 720,25 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 87,72 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (22/7).

Top Gainers

  1. Yelooo Integra Datanet (YELO), saham +34,46%, ke Rp 199, transaksi Rp 51,8 M

  2. Harapan Duta Pertiwi (HOPE), +33,76%, ke Rp 210, transaksi Rp 27,4 M

  3. Kioson Komersial Indonesia (KIOS), +24,67%, ke Rp 1.415, transaksi Rp 56,9 M

  4. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +12,68%, ke Rp 80, transaksi Rp 13,1 M

  5. Bank Panin Dubai Syariah (PNBS), +8,39%, ke Rp 155, transaksi Rp 116,8 M

Top Losers

  1. Jasa Armada Indonesia (IPCM), saham -6,76%, ke Rp 414, transaksi Rp 32,0 M

  2. Bank Ganesha (BGTG), -6,60%, ke Rp 184, transaksi Rp 181,8 M

  3. Matahari Putra Prima (MPPA), -4,88%, ke Rp 975, transaksi Rp 64,2 M

  4. Allo Bank Indonesia (BBHI), -4,66%, ke Rp 2.660, transaksi Rp 123,5 M

  5. Matahari Department Store (LPPF), -4,46%, ke Rp 1.820, transaksi Rp 98,5 M

Menurut data di atas, saham YELO berada di pucuk 'klasemen' dengan melejit 34,46% ke Rp 199/saham. Dengan ini, saham YELO sudah menguat selama 4 hari beruntun. Praktis, dalam sepekan saham ini naik 35,37%, sementara dalam sebulan melesat 35,37%.

Selain YELO, saham BOSS juga melesat 12,68%, setelah mengalami koreksi selama 2 hari beruntun. Kenaikan saham BOSS ini berbarengan dengan, setidaknya, 15 saham batu bara lainnya.

Sebut saja, saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) yang melejit 24,47%, PT Indika Energy Tbk (INDY) menguat 8,81%, PT Adaro Energy Tbk naik 7,66%, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terapresiasi 5,63%.

Kenaikan saham batu bara hari ini terjadi di tengah kenaikan tipis harga batu bara acuan dunia pada hari ini.

Setelah sempat terkoreksi 2 hari beruntun, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada naik 0,30% di US$ 151/ton.

Pada 19 Juli 2021, harga si batu hitam sempat mencetak rekor tertinggi sejak 2008 ketika berada di posisi US$ 153,7/ton. Dalam sepekan harga batu bara naik 2,65%, sementara dalam sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 20,70%.

Sementara, saham MPPA ambles 4,88%, setelah kemarin 'hanya' menguat 1,99%. Ini membuat saham MPPA anjlok 11,76% dalam sepekan, sementara merosot 8,02% dalam sebulan.

Kabar terbaru, MPPA berencana untuk melakukan Penambahan Modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD/private placement).

Jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 752,91 juta saham atau 10% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor. Kendati harga pelaksanaan per saham belum disebutkan.

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan anak usaha PT Multipolar Tbk (MLPL) ini di Bursa Efek Indonesia (BEI), dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk memperkuat modal kerja perusahaan untuk mendukung pengembangan bisnis, baik secara online dan offline.

Setali tiga uang, saham LPPF juga tersungkur di zona merah dengan jatuh 4,46% ke Rp 1.820/saham. Ini adalah kali ketujuh secara beruntun saham LPPF terjungkal di zona merah. Alhasil, dalam sepekan saham ini anjlok 18,39%, sementara dalam sebulan stagnan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pacu Pertumbuhan, Bank Digital Genjot "Fee Based Income"& AI