
Wuih! Semester II Bakal Banyak IPO Jumbo dari BUMN

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah perusahaan BUMN diperkirakan akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan nilai cukup besar pada semester kedua di tahun ini.
Hal ini turut melengkapi IPO dengan jumlah emisi besar dengan masuknya perusahaan unicorn teknologi seperti Bukalapak yang membidik dana dari penawaran umum sebesar Rp 21,9 triliun.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Silva Halim mengungkapkan, saat ini Mandiri Sekuritas mengantongi beberapa sejumlah perusahaan dalam pipeline pencatatan saham tahun ini, yang mana di dalamnya termasuk rencana IPO dari perusahaan-perusahaan BUMN.
"IPO yang ada di pipeline kita semester kedua belum atau tidak termauk saham teknologi. Ada juga rencana-rencana perusahaan BUMN," kata Silva Halim, dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2021).
Meski demikian, Silva tidak memebeberkan lebih rinci nama perusahaan teknologi yang akan melantai di bursa maupun dari perusahaan pelat merah. Ia berharap, masuknya perusahaan BUMN besar maupun perusahaan teknologi akan lebih menarik minat investor asing untuk masuk ke pasar saham domestik.
"Kami harapkan dengan listing saham perusahaan teknologi dan IPO saham perusahaan besar akan membantu menarik minat investor asing kembali ke Indonesia," tutur Silva.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan sedang mempersiapkan 10 sampai dengan 15 perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offeing/IPO). Hal ini dilakukan sebagai bagian dari transformasi BUMN untuk lebih meningkatkan nilai aset sejumlah perusahaan pelat merah.
Saat ini beberapa perusahaan yang disiapkan untuk IPO antara lain, Pertamina Geothermal Energy, Pertamina Hulu, Pertamina Hilir, Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLN, Indonesia Healthcare Corporation (IHC), Vaksin Bio Farma, LinkAja, Pupuk Kalimantan Timur, Mitratel, Telkom Data Center, Hingga 3 perusahaan dari Grup MIND ID.
"Kita ingin unlock value semua perusahaan BUMN. Kita ingin jadikan Pertamina hundred billion company dengan meng-go publik-kan sub-sub holdingnya yang insya Allah mereka akan go public tahun depan dan ada juga beberapa yang tahun ini," ungkap Erick, di acara Investor Daily Closing Remarks, kemarin.
Erick mengatakan, Kementerian juga mendorong agar holding rumah sakit BUMN, Indonesia Healthcare Corporation (IHC) yang saar ini memiliki lebih dari 70 rumah sakit BUMN bisa melantai ke bursa saham. Dengan penggabungan tersebut diperkirakan akan meningkatkan valuasi rumah sakit milik BUMN.
BUMN lainnya yang juga berpotensi mencatatkan saham di bursa ialah pengembangan Telkom Grup Data Center dan Mitrarel. "Anak-anak [usaha] Telkom seperti Mitratel dan Telkom Data Center, valuasi Telkom yang Rp 310 triliun, saya sudah targetkan harus naik, kalau saat masa kejayaan mencapai Rp 400 triliun, sekarang harus lebih besar dari Rp 400 triliun," imbuhnya.
Selain itu, Erick juga menyiapkan IPO perusahaan pupuk BUMN, Pupuk Kalimantan Timur agar ke depannya perusahaan ini bisa mengedepankan tata kelola perusahaan yang lebih transparan dan bisa bersaing terutama di pasar non subsidi.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000