Investor Belum Puas Serok Cuan, Harga Batu Bara Turun Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 July 2021 08:35
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara turun lagi pada perdagangan kemarin. Mungkin investor belum puas mengeruk cuan dari harga batu bara yang sudah melonjak gila-gilaan.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di US$ 150,7/ton. Turun tipis 0,2% dari hari sebelumnya.

Pada 19 Juli 2021, harga si batu hitam tercatat US$ 153,7/ton. Ini adalah rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Jadi, tidak heran investor bernafsu untuk mencairkan keuntungan. Pada 20 Juli 2021, harga anjlok 1,76%.

Meski terkoreksi dalam dua hari beruntun, tetapi harga batu bara masih membukukan kenaikan 5,35% dalam sepekan terakhir. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 25,02%.

batu bara

Tingginya permintaan masih menjadi faktor pendorong lonjakan harga batu bara. Di China, harga batu bara di Pelabuhan Qinhuangdao pada akhir pekan lalu mencapai CNY 1.000/ton. Naik 1,8% dibandingkan sepekan sebelumnya dan berada di atas patokan informal pemerintah yaitu CNY 500-700/ton.

Permintaan yang melesat tidak bisa diiringi oleh pasokan sehingga harga naik. Oleh karena itu, pemerintah China berencana melepas cadangan batu bara sebanyak lebih dari 10 juta ton. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan pasokan sehingga menurunkan harga.

"Mungkin volume 10 juta ton terlihat besar, tetapi jumlah ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional selama sehari. Oleh karena itu, kami memperkirakan pengumuman ini tidak akan banyak mempengaruhi harga," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular