Analisis Teknikal

Covid-19 Turun & Wall Street Melesat, IHSG Bisa Tembus 6.100?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 July 2021 08:26
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Senin (19/7/2021) (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan 0,21% ke 6.029,976. Pelaku pasar menyambut baik rencana pemerintah melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat 26 Juli mendatang.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), tentunya dengan syarat, penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) terus mengalami penurunan.

"Karena itu, jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan bertahap," kata Jokowi dalam keterangan pers yang ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (20/7).

Kabar baiknya, kasus Covid-19 kembali menunjukkan penurunan meski masih di atas 30.000 per hari. Kemarin, penambahan kasus Covid-19 dilaporkan sebanyak 33.772 orang, turun dari hari sebelumnya 38.257 orang. Penambahan kasus kemarin juga merupakan yang terendah sejak 6 Juli, dan sudah cukup jauh di bawah rekor penambahan 56.757 yang dicatat pada Kamis pekan lalu.

Kabar baik lainnya, bursa saham AS (Wall Street) kembali melesat pada perdagangan Rabu waktu setempat. Penguatan kiblat bursa saham dunia tersebut tentunya mengirim sentimen positif ke pasar Asia pagi ini.

Secara teknikal, penguatan IHSG kemarin masih belum merubah level-level yang harus diperhatikan.

Rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100) di kisaran 6.060 hingga 6.080 masih terbukti menjadi tembok tebal atau resisten yang kuat yang harus dilewati IHSG untuk bisa melesat lebih jauh. Tidak sekedar dilewati, IHSG harus mencetak strong break out.

Beberapa kali IHSG mencoba melewatinya tetapi selalu gagal. Termasuk di hari Senin lalu, IHSG berbalik ambrol padahal di hari perdagangan sebelumnya sukses mencapai MA 100 tersebut.

IHSG berada di bawah MA 100 sejak 31 Maret lalu, lebih dari 3 bulan terakhir.

Meski demikian, jika melihat sejak pertengahan Mei lalu, IHSG sebenarnya membentuk pola Ascending Triangle. Pola ini merupakan pola bullish, artinya jika berhasil dilewati secara konsisten, IHSG berpotensi melesat ke depannya.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Yang menarik, batas atas pola Ascending Triangle di 6.115, tidak terlalu jauh dari MA 100. Artinya, kombinasi MA 100 dan batas atas Ascending Triangle menjadi resisten kuat, dan menjadi target penguatan hari ini. Jika IHSG mampu membuat strong break out hari ini atau besok atau beberapa hari ke depan maka ruang penguatan tajam terbuka lebar. 

Sementara itu MA 50 di kisaran 5.970 hingga 5.980 masih akan menjadi support kuat. Tetapi sebelumnya level psikologis 6.000 bisa menahan penurunan IHSG.
Selama bertahan di atas level psikologis, IHSG berpeluang menguji lagi MA 100 di kisaran 6.060 hingga 6.080 yang merupakan

Sementara itu melihat Indikator stochastic pada grafik harian bergerak mendatar di dekat level 50.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Tekanan bagi IHSG berkurang setelah Stochastic keluar dari wilayah overbought, meski harus menunggu hingga mencapai oversold agar mendapat momentum penguatan yang kuat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular