Bursa AS

Ketakutan Varian Delta Mereda, Dow Futures Terpantau Hijau

Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 20/07/2021 19:20 WIB
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street diprediksi akan dibuka semringah nanti malam untuk perdagangan Selasa waktu AS (20/7) yang tercermin dari laju indeks kontrak berjangka alias futures.

Ambrolnya bursa saham Asia pada perdagangan Selasa (20/7/2021) akibat ketakutan akan virus Covid-19 varian Delta tidak berpengaruh pada bursa Wall Street yang mulai stabil pascaterkoreksi parah kemarin, Senin waktu AS.

Tercatat kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones terpantau naik 0,53% ke level 34.023, kontrak yang sama untuk indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq juga terpantau sumringah dengan kenaikan masing-masing 0,48% dan 0,51%.


Indeks ketakutan VIX juga sudah mulai turun 4,43% yang menunjukkan pasar sudah mulai stabil pasca terkoreksi parah kemarin.

Bursa di kawasan Eropa juga terpantau sudah mulai stabil. Beberapa indeks utama Benua Biru kembali melesat, bangkit dari keterpurukan di awal pekan.

Indeks FTSE 100 Inggris melesat lebih dari 0,24% ke 6.860, kemudian DAX 30 Jerman menguat 0,05%. Dan CAC 40 Prancis memimpin kenaikan 0,42% ke 6.322.

Bursa saham Eropa pada perdagangan Senin kemarin merosot tajam bersama bursa saham AS (Wall Street). Sebabnya, kecemasan akan melambatnya ekonomi akibat penyebaran virus corona varian delta.

Meski demikian, kedua bursa pasar modal mampu bangkit pada hari ini, artinya sentimen pelaku pasar perlahan-lahan pulih kembali.

Kenaikan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kini tidak hanya terjadi di Asia dan Eropa, AS juga ikut mengalaminya.

Data dari Pusat Pengendalian dan Kontrol Penyakit (CDC) menunjukkan rata-rata penambahan kasus di AS dalam 7 hari terakhir sebanyak 26.000 orang, dua kali lipat lebih tinggi ketimbang satu bulan lalu.

Presiden AS Joseph "Joe" Biden, mengatakan penyebaran terjadi di negara bagian yang vaksinasi berjalan lambat.

"Jadi tolong, tolong segera vaksinasi," kata Biden sebagaimana dilansir Reuters.

Pelaku pasar khawatir lonjakan kasus Covid-19 akan membuat perekonomian global kembali merosot. Sementara inflasi saat ini sedang tinggi, sehingga disebut stagflasi.

"Ketakutan akan stagflasi menjadi kekhawatiran utama investor ketika kasus Covid-19 melonjak dan membuat perekonomian melambat sementara inflasi tetap menanjak," kata Peter Essele, Kepala Manajemen nvestasi di Commonwealth Financial Network, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (19/7/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat