Analisis Teknikal

Posisi IHSG Amat Rawan Sesi 2, Awas Longsor!

Putra, CNBC Indonesia
19 July 2021 12:11
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (19/7/2021), menyusul koreksi bursa regional di tengah kekhawatiran terkait kasus Covid-19 varian delta.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.031,675 atau turun 40,835 poin (-0,67%). Pada pembukaan pagi, indeks acuan bursa ini sudah tertekan 0,16% ke level 6.062,966 dan sempat anjlok hingga menyentuh level terendah harian pada 6.027,807 beberapa menit jelang penutupan.

IHSG tak pernah sekalipun menyentuh zona hijau, dengan level tertinggi hariannya hanya pada 6.063,647. Sebanyak 302 saham melemah, 169 lain menguat, dan 151 sisanya flat.

Nilai transaksi bursa masih tipis, di kisaran Rp 5,6 triliun dengan hanya 12 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 725.000-an kali. Investor asing tercatat mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 107,91 miliar di pasar reguler.

Jelang libur bursa memperingati hari raya Idul Adha besok, pelaku pasar memilih memegang dana tunai, mengantisipasi berlanjutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Kementerian Kesehatan menyatakan angka kasus positif Covid-19 di Indonesia per Minggu kemarin bertambah 44.721 atau melambat dibandingkan penambahan kasus sehari sebelumnya sebanyak 51.952 kasus. Kasus positif secara nasional mencapai 2.877.476.

Jumlah pasien yang sembuh bertambah sebanyak 29.264 orang, sehingga secara akumulasi tingkat kesembuhan dialami oleh 2.261.658 orang. Angka kematian pun relatif flat, sebanyak 1.093 jiwa, dibandingkan dengan angka kematian sehari sebelumnya sebanyak 1.092 jiwa.

Artinya, PPKM Darurat belum efektif menekan penyebaran virus Corona, karena target kasus baru Covid-19 yang dipatok pemerintah sebanyak 10.000/hari masih jauh panggang dari api. Dus, PPKM darurat berpeluang diperpanjang dan membuyarkan ekspektasi ekonomi akan pulih lebih cepat.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas tengah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.075. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 47 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan RSI terkonsolidasi turun yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas tengah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular