Jokowi Batalkan Vaksin Berbayar, Saham KAEF Dkk Babak Belur

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Senin, 19/07/2021 09:47 WIB
Foto: Infografis/Mulai Senin, Vaksin Bisa Beli di Klinik Kimia Farma!/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten farmasi ambles pada awal perdagangan pagi ini, Senin (19/7/2021). Pelemahan tersebut terjadi di tengah kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk membatalkan program Vaksin Gotong Royong Individu atau yang dikenal dengan sebutan vaksin berbayar yang menurut rencana akan disalurkan via PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

Berikut pergerakan saham farmasi, pukul 09.25 WIB:

  1. Kimia Farma (KAEF), saham -4,99%, ke Rp 3.240, transaksi Rp 20 M


  2. Indofarma (INAF), -2,51%, ke Rp 3.110, transaksi Rp 2 M

  3. Pyridam Farma (PYFA), -1,35%, ke Rp 1.100, transaksi Rp 453 juta

  4. Phapros (PEHA), -0,84%, ke Rp 1.185, transaksi Rp 93 juta

  5. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), -0,65%, ke Rp 760, transaksi Rp 395 juta

  6. Itama Ranoraya (IRRA), -0,48%, ke Rp 2.060, transaksi Rp 4 M

  7. Darya-Varia Laboratoria (DVLA), 0,00%, ke Rp 2.520, transaksi Rp 18 juta

  8. Merck (MERK), 0,00%, ke Rp 3.240, transaksi Rp 24 juta

  9. Tempo Scan Pacific (TSPC), 0,00%, ke Rp 1.505, transaksi Rp 352 juta

  10. Kalbe Farma (KLBF), +0,72%, ke Rp 1.400, transaksi Rp 8 M

Menurut data di atas, dari 10 emiten farmasi yang diamati, 6 saham melemah, 3 saham stagnan, dan 1 sisanya menguat.

Tiga saham emiten pelat merah kompak ambles. KAEF menjadi yang paling anjlok yakni sebesar 4,99% ke Rp 3.240/saham, melanjutkan koreksi pada 2 perdagangan sebelumnya. Dengan ini, dalam sepekan saham KAEF melorot 8,19%, sementara dalam sebulan melonjak 11,34%.

Di posisi kedua, ada 'sang saudara' INAF, yang turun 2,51% ke Rp 3.110/saham, setelah pada Jumat kemarin stagnan. Dalam sepekan saham ini anjlok 5,20%, sementara dalam sebulan melesat 20,16%.

Anak usaha KAEF, PEHA, juga melorot 0,84% sehingga dalam sepekan saham ini turun 2,87%.

Adapun saham KLBF menjadi satu-satunya yang naik, yakni 0,72%, melanjutkan penguatan pada perdagangan Jumat lalu. Berbeda dengan yang lainnya, saham ini naik 4,49%, sementara dalam sebulan ambles 6,08%.

Sebelumnya, Jokowi memutuskan untuk membatalkan program vaksin berbayar. Keputusan itu disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam video yang diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (16/7).

"Setelah mendapatkan masukan dan respons masyarakat, presiden telah memberikan arahan tegas untuk vaksin berbayar yang rencananya disalurkan melalui Kimia Farma semuanya dibatalkan dan dicabut. Sehingga semua vaksin tetap dengan mekanisme yang digratiskan seperti yang disampaikan bapak presiden sebelumnya," kata Pramono.

Sebelumnya, program vaksin berbayar menurut rencana akan dijalankan pada awal pekan lalu. Namun, lantaran alasan minim sosialisasi, Kimia Farma memutuskan menunda program itu sampai waktu yang belum ditentukan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat