
Akhir Pekan Bursa Asia Ditutup Mixed, Nikkei Ambles Nyaris 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup bervariasi pada perdagangan akhir pekan Jumat (16/7/2021), di tengah pemantauan investor atas rilis data ekonomi, kinerja emiten, dan penyebaran virus corona (Covid-19) varian delta.
Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik tipis 0,03% ke level 28.004,68, Straits Times Singapura menguat 0,39% ke 3.152,30, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir tumbuh 0,43% ke posisi 6.072,51.
Sementara untuk indeks Nikkei Jepang ditutup merosot 0,98% ke level 28.003,08, Shanghai Composite China melemah 0,71% ke 3.539,30, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,28% ke 3.276,91.
Indeks Nikkei ditutup melemah hampir 1% karena pelemahan saham teknologi dan kekhawatiran pasar terkait virus Covid-19 yang mencatatkan kenaikan kasus di beberapa wilayah di Jepang.
Kasus baru Covid-19 melonjak menjadi 1.308 di ibukota Tokyo pada Kamis (15/7/2021), tertinggi sejak Januari lalu.
Melonjaknya kasus baru Covid-19 terjadi sepekan menjelang perhelatan olah raga terbesar di dunia yakni Olimpiade, di mana perhelatan tersebut berpotensi memicu lonjakan kasus baru karena masuknya atlet dan pelatihnya dari luar Jepang.
"Kasus-kasus baru telah melampaui puncak gelombang keempat pada Mei dan kita dpat melihat jumlahnya meningkat di atas rekor pada Januari lalu," kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, dikutip dari Reuters.
"Rasanya sulit untuk mengharapkan kasus Covid-19 dapat mereda dalam waktu dekat dan tentunya dapat mempengaruhi pemulihan ekonomi Jepang. Itulah yang pasar khawatirkan sekarang." tambahnya.
Akibatnya, bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) memutuskan tak mengubah suku bunga acuannya dan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 menjadi 3,8%, atau lebih konservatif dibandingkan dengan proyeksi yang dibuat pada April di level 4%.
Saham teknologi di indeks Nikkei ambruk, menyusul penurunan saham teknologi di Amerika Serikat (AS) yang terdaftar di indeks Nasdaq Composite.
Saham pembuat komponen chip, Advantest ambles 2,2%, sedangkan saham teknologi Tokyo Electron merosot 1,6%. Saham produsen kamera, Nikon Corp dan Olympus masing-masing turun 2% dan 1,4%, sementara Sony Group Corp merosot 2,2%.
Di AS, harga kontrak berjangka (futures) indeks saham cenderung flat di sesi awal perdagangan di tengah musim rilis laporan keuangan dan bayang-bayang inflasi Juni yang tinggi.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen kepada CNBC International menyatakan bahwa inflasi tinggi kemungkinan masih akan bertahan dalam beberapa bulan ke depan, sebelum akhirnya melandai juga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
