Garuda Cetak Pendapatan Rp 20 T di 2020, Jasa Kargo Melonjak!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
16 July 2021 12:33
FILE PHOTO: Garuda Indonesia planes are seen on the tarmac of Terminal 3, Soekarno-Hatta International Airport near Jakarta, Indonesia April 28, 2017. REUTERS/Darren Whiteside
Foto: REUTERS/Darren Whiteside

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen maskapai penerbangan nasional, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melaporkan kinerja tahunan audit 2020 selama pandemi Covid-19.

Dalam keterangan resminya, Jumat ini (16/7), Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 1,4 miliar atau setara dengan Rp 20,30 triliun (kurs Rp 14.500/US$).

Pendapatan usaha ini ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$ 1,2 miliar atau Rp 17,40 triliun, pendapatan penerbangan tidak berjadwal US$ 77 juta atau Rp 1,12 triliun, dan lini pendapatan lainnya sebesar US$ 214 juta atau Rp 3,10 triliun.

Lebih lanjut, Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13% menjadi US$ 1,6 miliar atau Rp 23,20 triliun dibandingkan tahun 2019 lalu yang sebesar US$ 2,5 miliar atau Rp 36,25 triliun.

Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan bahwa penurunan beban itu turut ditunjang oleh langkah strategis efisiensi biaya, yang salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh perusahaan.

"Melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional hingga US$ 15 juta [Rp 218 miliar] per bulannya," tulis Irfan dalam keterangan resminya, Jumat ini (16/7).

Sebagai perbandingan, berdasarkan paparan Irfan Setiaputra dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, Senin ini (21/6/2021), juga disinggung soal kinerja Garuda berdasarkan data belum diaudit.

Dari paparan tersebut, Garuda disebutkan menderita rugi bersih sebesar US$ 2,50 miliar atau setara dengan Rp 35 triliun di 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 yang masih mencetak laba bersih US$ 6,99 juta.

Lebih lanjut, Irfan menyatakan perseroan terus mengoptimalkan langkah percepatan pemulihan kinerja di tengah kondisi pandemi Covid-19, yang salah satunya turut diselaraskan dengan momentum pertumbuhan sektor ekspor nasional melalui langkah maksimalisasi pangsa pasar angkutan logistik.

Hal tersebut sejalan dengan proyeksi pertumbuhan sektor ekspor nasional yang diperkirakan akan terus meningkat, menyusul laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatatkan konsistensi peningkatan trafik ekspor Indonesia pada bulan Juni 2021, dengan keberhasilan angka pertumbuhan hingga 54,46% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

"Sejalan dengan berbagai langkah upaya perbaikan kinerja usaha yang terus kami lakukan secara berkelanjutan, tren pertumbuhan sektor ekspor nasional menjadi momentum penting bagi upaya optimalisasi lini bisnis penunjang yang dijalankan Perusahaan di tengah tekanan kinerja usaha imbas pandemi Covid-19, terutama melalui bisnis kargo dan charter," jelasnya.

Bisnis Kargo

Secara konsisten, kata Irfan, perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan angkutan kargo yang semakin menjanjikan. Hingga Mei 2021, Garuda Indonesia Group berhasil membukukan pertumbuhan angkutan kargo hingga 35% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu.

Konsistensi tersebut sejalan dengan kinerja bisnis kargo pada akhir tahun 2020 lalu di mana perusahaan berhasil mencatatkan angkutan trafik kargo udara yang menyentuh level 99% dari performa angkutan kargo pada periode sebelum pandemi.

Dengan tren pertumbuhan positif tersebut, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan utilisasi armada bagi perluasan jaringan penerbangan kargo guna menunjang aktivitas direct call komoditas ekspor unggulan dan UMKM dari berbagai wilayah Indonesia, salah satunya melalui pengoperasian 2 armada passenger freighter yang kini melayani sejumlah penerbangan kargo domestik maupun internasional.

"Tidak dapat dipungkiri, situasi pandemi mendorong terjadinya shifting behaviour pada tren bisnis industri penerbangan, di mana kini lini bisnis kargo menjadi salah satu tumpuan utama pendapatan usaha Garuda Indonesia, di tengah penurunan trafik angkutan penumpang yang terjadi imbas kondisi pandemi yang berlangsung sejak tahun lalu, yang tentunya berpengaruh signifikan terhadap performa kinerja finansial Perusahaan sepanjang tahun 2020," tulis Irfan.

Sementara itu, menyikapi catatan disclaimer (opini tidak memberikan pendapat) Laporan Keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2020, pada prinsipnya Irfan menegaskan perusahaan tentu menghargai independensi auditor yang mencatatkan keterangan tersebut dalam pembukuan laporan kinerja keuangan sepanjang tahun 2020.

Catatan disclaimer itu diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha yang menjadi perhatian auditor di tengah upaya restrukturisasi yang dijalankan Perusahaan sebagai langkah pemulihan kinerja.

Irfan menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan di tengah tekanan kinerja usaha, imbas kondisi pandemi yang mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah, di mana lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60% selama tahun 2020.

Hal tersebut membawa trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara pada tahun 2003. Sebuah kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir.

Kondisi itu yang turut tergambarkan pada kinerja usaha Garuda Indonesia yang saat ini terdampak signifikan pada aspek keberlangsungan usaha.

Hal tersebut juga merupakan situasi yang tidak terhindarkan dihadapi oleh berbagai pelaku industri penerbangan lainnya yang harus melakukan berbagai langkah fundamental guna mengoptimalkan kinerja usahanya.

Beberapa langkah antara lain dilakukan melalui upaya diversifikasi bisnis baik dalam skala besar maupun kecil, yang tak lain dan tak bukan dimaksudkan untuk mengupayakan keberlangsungan usaha di tengah krisis industri penerbangan dunia saat ini.

"Dalam kondisi yang penuh tantangan ini, Garuda Indonesia memastikan komitmennya untuk senantiasa hadir memenuhi kebutuhan aksesibilitas layanan penerbangan masyarakat Indonesia melalui pengalaman terbang yang aman dan nyaman."

"Hal itu selaras dengan konsistensi penerapan protokol kesehatan di seluruh lini operasi Garuda Indonesia, yang turut mengantarkan kami menjadi salah satu maskapai penerbangan terbaik di Asia Tenggara dengan kualitas penerapan protokol kesehatan di seluruh aspek layanan," jelasnya.

Dia menjelaskan, rangkaian upaya maksimal yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghadirkan layanan penerbangan yang aman, nyaman, dan sehat tentunya tidak terlepas dari esensi moda transportasi udara sebagai sektor krusial, terutama di masa PPKM Darurat yang tengah diberlakukan.

Kehadiran transportasi udara berperan besar dalam menunjang pergerakan logistik maupun perjalanan masyarakat yang harus terbang karena memiliki kebutuhan prioritas di masa pandemi.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Garuda Indonesia akan terus mengedepankan penerapan protokol kesehatan sesuai dengan regulasi dan ketentuan yang berlaku, yang turut didukung dengan pengetatan persyaratan penerbangan oleh otoritas terkait guna menghadirkan perlindungan multiproteksi bagi masyarakat yang akan melaksanakan perjalanan dengan moda transportasi udara.

"Pandemi Covid-19 ini mengajarkan pelaku sektor industri penerbangan tentang makna penting upaya akseleratif dan resiliensi dalam menghasilkan evolusi bisnis yang berkesinambungan."

"Berbagai langkah strategis pemulihan kinerja terus kami jalankan hingga kini, antara lain melalui konsolidasi operasi guna mendorong efisiensi serta menunjang business continuity Perusahaan di tengah kondisi makro yang penuh tantangan dan pasar yang semakin kompetitif," katanya.

Di samping itu, kata Irfan, perusahaan juga tengah merampungkan program restrukturisasi secara menyeluruh terhadap kinerja usaha, yang akan dilakukan secara bertahap dan terukur dengan mengedepankan komitmen keberlangsungan usaha.

"Untuk itu, Garuda Indonesia optimistis dapat semakin agile dan adaptif dalam menjawab tantangan industri penerbangan ke depannya," tegasnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Problem Garuda: Rugi Rp35 T sampai Pensiun Dini 1.099 Pegawai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular