Bos LPS Sebut Orang Kaya Tahan Belanja, Ini Buktinya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan di masa pandemi Covid-19 banyak nasabah dengan jumlah simpanan dana cukup besar di perbankan masih menahan diri untuk berberlanja.
Hal ini terlihat dari jumlah simpanan masyarakat di bank umum sampai Juni 2021 yang mencapai sekitar Rp 7.000 triliun, meningkat 10,88% secara tahunan.
Menurut Purbaya, kenaikan terjadi di hampir semua golongan simpanan. Misalnya, untuk nasabah dengan simpanan di bawah Rp 2 miliar, mengalami kenaikan sebesar 5-6%. Selanjutnya, nasabah dengan dana simpanan di atas Rp 2 miliar tercatat mengalami kenaikan sebesar 14,28%.
Menariknya, nasabah dengan jumlah simpanan di atas Rp 5 miliar mengalami kenaikan paling tinggi.
"Kenaikan paling besar di saldo di atas Rp 5 miliar, naik sebesar Rp 476 triliun atau 15,38% yoy [year on year], paling tinggi, tadinya sempat turun," ujar Purbaya, di acara Economic Update CNBC Indonesia, Jumat (16/7/2021)
Fenomana tersebut mengindikasikan, sejumlah nasabah kaya atau pengusaha cenderung menahan diri untuk berbelanja di masa pandemi dengan kembali menempatkan dananya di perbankan.
Terlebih lagi, langkah ini sebagai antisipasi bila situasi Covid-19 di tanah air kian memburuk.
"Ini kan sebagian punya orang kaya atau pengusaha, mengindikasikan mereka wait and see lagi, orang kaya masih tunggu-tunggu, uangnya ditabungin lagi," imbuhnya.
Namun demikian, Purbaya menilai situasi ini akan berlaku sementara. Ketika pemerintah mulai melonggarkan PPKM Darurat, nasabah tajir dan pengusaha diperkirakan akan kembali membelanjakan uangnya.
"Ini bukan berarti ada perubahan struktural dari pola belanja mereka, ini hanya sementara, begitu PPKM membaik mereka akan belanja lagi," pungkasnya.
(tas/tas)