Harga Diskon! 5 Bluechip Ini Masih Murah tapi Bukan Murahan

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 16/07/2021 08:45 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam kurun waktu satu bulan ini pasar saham domestik cenderung bergerak sideway. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkonsolidasi di area 5.950-6.125.

Belum ada sentimen positif yang mampu menggerakkan pasar modal, di tengah kasus covid yang terusa meningkat dan membuat prospek ekonomi Indonesia suram. Tentu ini menjadi sentimen negatif bagi IHSG dan membuat indeks acuan ini sulit menembus level 6.200.

Terlebih kasus Covid-19 terus menerus mencetak rekor baru pertambahan kasus harian. Kementerian Kesehatan hingga Kamis (15/7/2021) hingga pukul 12:00 WIB mencatat jumlah kasus baru sebanyak 56.757 orang. Dengan begitu total kasus Covid-19 di tanah air sebanyak 2.726.803 orang. Jumlah ini kembali memecahkan rekor dari sebelumnya, pada Rabu (14/7/2021) tambahan kasus baru 54.517 orang.


Gagalnya pemberlakuan PPKM Darurat yang sudah diterapkan sejak 3 Juli dalam menekan laju penyebaran virus Covid-19 menyebabkan berberapa tokoh seperti Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebutkan bahwa kemungkinan besar PPKM Darurat akan kembali diperpanjang.

Meskipun demikian di tengah terkonsolidasinya IHSG, ada berberapa saham Big Cap murah yang layak koleksi. Berikut 5 saham bluechip yang termasuk 20 besar kapitalisasi pasar tertinggi di bursa yang masih murah.

Tercatat saham bluechip paling murah jatuh kepada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) denga valuasi harga dibandingkan dengan nilai buku (PBV) di angka 0,76 kali. Angka ini tentunya sangat murah mengingat secara rule of thumb valuasi PBV di bawah 2 kali masih bisa dikatakan wajar sedangkan apabila PBV berada di bawah 1 kali tergolong sangatlah murah.

Valuasi harga dibandingkan dengan laba bersih alias PER BBNI juga menegaskan apabila harga saham perbankan Pelat Merah ini memang masih tergolong murah. Tercatat BBNI diperdagangkan dengan PER 9,2 kali, lagi-lagi di bawah rata-rata saham-saham di BEI yang memiliki PER sebesar 20,79 kali.

BBNI bahkan baru saja meneria sentimen positif, dimana pemerintah baru saja menempatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 7 T untuk penguatan modal tier 1 dan CAR (rasio kecukupan modal) BBNI.

Selanjutnya di posisi kedua dan ketiga datang emiten Grup Astra yakni PT United Tractors Tbk (UNTR) dan induk usahanya PT Astra Internasional Tbk (ASII). Tercatat kedua perusahaan memiliki valuasi PBV yang terbilang murah yakni masing-masing 1,12 kali dan 1,21 kali. Sedangkan apabila menggunakan valuasi PER keduanya juga masih tergolong oke di angka 9,6 kali dan 13,08 kali.

Murahnya harga saham Grup Astra karena kinerja perseroan yang kurang kinclong pasca diserang pandmei Covid-19. Di tahun 2020 apabila keuntungan dari divestasi Bank Permata tidak diikutsertakan maka laba bersih ASII hanya Rp 10,28 triliun atau anjlok hingga 52,62% dibandingkan dengan tahun 2019.

Hal ini tentunya menyebabkan aksi jual para investor yang kemudian menekan kinerja saham Astra. Kedepanya dengan digencarkanya stimulus untuk sektor otomotif seperti diskon PPNBM, diharapkan kinerja ASII Dkk bisa ikut bangkit dengan cepat sehingga tidak perlu kaget apabila di tahun-tahun mendatang ketika perkonomian sudah kembali pulih, harga ASII Dkk sudah tidak murah lagi.

Selanjutnya ada pula nama emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang diperdagangkan dengan PBV dan PER murah yakni 1,3 kali dan11,21 kali. Sebelumnya bahkan PBV GGRM sempat mendekati angka 1 kali karena terus terkoreksi pasca cukai rokok yang kembali dikerek naik oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Akan tetapi baru-baru ini tersiarnya kabar bahwa ada perusahaan tembakau asal Jepang yang siap mengakuisisi GGRM membuat harga saham melejit kencang. Apalagi tahun ini GGRM siap membagi dividen sebesar Rp 5 triliun setelah absen membagi dividen tahun lalu.

Terakhir muncul nama perbankan Himbara lain yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang juga masih tergolong saham-saham bluechip murah. Secara valuasi PBV BMRI berada di angka 1,51 kali dan tercatat BMRI diperdagangkan dengan PER sebesar 11,58 kali.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Vs Iran Bikin Harga Minyak Naik & Bursa Saham "Ambyar"