Analisis Teknikal

Kencangkan Sabuk Pengaman! IHSG Rawan Longsor di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
Rabu, 14/07/2021 13:07 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (14/7/2021), melanjutkan koreksi Selasa kemarin di tengah meningginya kasus harian Covid-19 di Tanah Air.

Menurut data Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 5.961,685 atau turun 50,3 poin (-0,84%).

Pada pembukaan pagi, indeks acuan bursa ini sudah tertekan 0,06% ke level 6.008,241 dan sempat anjlok hingga melewati level psikologis 6.100, ke 5.948,879 pada pukul 11:20 WIB.


IHSG hanya sekali menyentuh zona hijau beberapa menit usai pembukaan, yang sekaligus menjadi level tertinggi hariannya pada 6.013,042. Sebanyak 338 saham melemah, 135 lain menguat, dan 152 sisanya flat.

Nilai transaksi bursa kian turun, di kisaran Rp 5,5 triliun dengan hanya 11 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 732.000-an kali. Investor asing tercatat mencetak pembelian bersih (net buy) sangat tipis, senilai Rp 7,3 miliar di pasar reguler.

Per Kamis (14/7/2021), Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 2,6 juta orang, atau bertambah 47.899 orang dari hari sebelumnya. Ini adalah rekor penambahan kasus harian tertinggi sejak virus corona mewabah di Tanah Air.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menyebutkan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat bisa diperpanjang hingga 6 pekan. Hal ini memicu sentimen negatif bagi pasar keuangan dalam negeri.

Di sisi lain, inflasi AS per Juni dilaporkan melesat 5,4% secara tahunan dengan inflasi inti 4,5%. Angka itu jauh lebih tinggi dari estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang berujung pada inflasi tahunan 5% dan inflasi inti 3,8%--tertinggi sejak September 1991.

Kenaikan tersebut memicu kekhawatiran bahwa bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) bisa mengubah sikapnya dengan mengurangi laju pembelian obligasi dari pasar sekunder dalam waktu dekat.

Jika The Fed benar melakukan itu, maka limpahan likuiditas yang selama ini masuk ke pasar global pun berpeluang terhenti, terlebih jika kebijakan moneter diperketat yang bisa memicu aksi beli surat utang pemerintah AS.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.030. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 25 yang menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan tetapi apabila momentum jual sedang kuat, RSI bisa bertahan di level jenuh jual dalam waktu yang lama.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat