Kabar Baik! BUMN Farmasi-Perkapalan Bakal Dapat Proyek INA

Market - Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 July 2021 14:20
Pahala Mansury (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Pahala Mansury (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury menjelaskan keterkaitan pembentukan holding perusahaan BUMN dengan sinergi proyek bersama Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) bentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Indonesia Investment Authority (INA).

Wamen menjelaskan bahwa pembentukan holding BUMN dengan adanya 12 klaster salah satunya ditujukan untuk efisiensi dan memudahkan akses ke pasar modal (pasmod).

Selain itu juga memberi BUMN kemudahan dari sisi akses proyek ke LPI atau INA guna meningkatkan kinerja.

"Ada akses pasmod dan akses kepada LPI/INA sebagai salah satu bentuk tingkatkan kinerja dan akses permodalan lainnya untuk bisa tingkatkan investasi dan kinerja dan bisnis model yang lebih transparan dan inovatif bagi BUMN kita," kata Pahala dalam Economic Update CNBC Indonesia, Rabu (14/7/2021).

"Sedang kita coba lakukan, kami sedang bicara dengan INA untuk bisa joint investasi seperti perkapalan di PIS dan farmasi di KAEF dan KFA," kata mantan Dirkeu PT Pertamina (Persero) ini.

PIS yang dimaksud Pahala yakni Holding BUMN Perkapalan yakni Pertamina International Shipping (PSI), KAEF yakni PT Kimia Farma Tbk, dan KFA yakni Kimia Farma Apotek. KAEF adalah anak usaha Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero), begitu juga dengan anak usaha lainnya PT Indofarma Tbk (INAF).

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir memastikan SWF Abu Dhabi atau Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) juga akan berinvestasi US$ 10 miliar ke INA. Jika dikonversi ke dalam rupiah, nilai investasi ADIA tersebut berkisar Rp 145 triliun (kurs Rp 14.500/US$).

"Alhamdulillah kemarin ADIA sudah announce US$ 10 billion ke Indonesia," jelas Erick dalam Milenial Fest x PPI Belgia secara virtual, Sabtu (17/4/2021).

Erick menjelaskan, komitmen ADIA tersebut melengkapi investasi dari negara lainnya yang akan masuk ke dalam INA.

Adapun investor yang sudah berkomitmen untuk berinvestasi ke SWF Indonesia yakni, US International Development Finance Corporation (USDFC) mencapai US$ 2 miliar dan Jepang US$ 4 miliar.

Erick melanjutkan, LPI didirikan bertujuan memajukan infrastruktur di Tanah Air dan tak lagi mengandalkan utang. Saat ini, biaya logistik di Indonesia bahkan lebih tinggi dibandingkan dunia.

"Dari Kanada, Belanda, dan pension fund lainnya sudah komitmen untuk bangun Indonesia, karena future ekonomi Indonesia luar biasa," jelasnya.

"Kita bangun infrastruktur dengan modal, bukan lagi utang, human capital. Indonesia logistiknya masih mahal, kita 23 persen, dunia kurang lebih 12%," ujarnya lagi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Biar Gak Keliru, Bos INA: Dana SWF Bukan Utang Tapi Equity


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading