Dolar AS Perkasa, Harga Emas Turun! Serok Nih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 July 2021 08:50
Petugas menunjukkan emas batangan di sebuah gerai emas di Pegadaian, Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Emas Batangan (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Akan tetapi, sepertinya reaksi pasar terhadap rilis data inflasi hanya bersifat sementara. Sebab, 2020 yang menjadi patokan adalah masa-masa prihatin akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Saat itu, AS bahkan sempat menerapkan karantina wilayah alias lockdown.

Sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik. Sudah ada vaksin anti-virus corona dan pemerintah AS sudah lebih banyak membuka 'keran' aktivitas warga.

Oleh karena itu, akan akan periode transisi. Permintaan yang awalnya anjlok gara-gara rakyat AS #dirumahaja, kini bersemi kembali karena reopening. Harga barang dan jasa tentu akan menyesuaikan, ada kenaikan.

Kondisi seperti ini hanya sesaat, sekali pukul, one-off. Seteleh proses penyesuaian selesai, setelah dunia usaha bisa menaikkan kapasitas untuk memenuhi peningkatan permintaan, maka laju inflasi akan normal lagi.

"Angka inflasi Juni terlihat menakutkan. Namun sekali lagi, kami menilai bahwa kenaikan harga ini hanya sementara. Inflasi akan kembali kalem pada akhir tahun ini," tegas Robert Frick, Corporate Economist di Navy Federal Credit Union yang berbasis di Virginia, seperti dikutp dari Reuters.

Mengutip riset ICDX, level support emas dalam waktu dekat ada di US$ 1.761-1.737/troy ons. Sementara level resistance akan berada di kisaran US$ 1.898-1.908/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular