Dolar AS Ngamuk! Rupiah Berisiko ke Rp 14.500/US$ Lagi Nih...

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 July 2021 08:10
FILE PHOTO: U.S. dollar banknote is seen in this picture illustration taken May 3, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat 2 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa kemarin (13/7). Tetapi pada perdagangan Rabu (14/7/2021), ceritanya akan berbeda 180 derajat!

Pelaku pasar yang menanti rilis data inflasi AS membuat the greenback lemah dan rupiah sukses menguat 0,19% ke RP 14.462/US$ kemarin.

Data inflasi AS yang dirilis Selasa malam ternyata lebih tinggi dari ekspektasi pelaku pasar, sehingga menguatkan kembali isu tapering di tahun ini, alhasil dolar AS mengamuk. Indeks dolar AS kemarin melesat 0,53%, dan pagi ini berlanjut naik 0,06% ke 92,804.

Inflasi yang dilihat berdasarkan Consumer Price Index (CPI) melesat 5,4% di bulan Juni dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2008, dan lebih tinggi dari perkiraan para ekonom yang disurvei Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan 5%.

Sementara itu inflasi inti, yang tidak memasukkan sekto makanan dan energi dalam perhitungan tumbuh 4,5%, jauh di atas prediksi 3,8% dan tertinggi sejak September 1991.

Tidak hanya dari luar negeri, tekanan bagi rupiah juga datang dari dalam negeri. Kemarin, penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kembali mencatat rekor 47.899 orang, Dengan demikian, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat yang seharusnya berakhir 20 Juli mendatang kemungkinan besar akan diperpanjang.

Secara teknikal, potensi penguatan rupiah masih terbuka melihat indikator stochastic pada grafik harian mulai masuk ke wilayah overbought. Tetapi ketika fundamental sedang tidak mendukung, maka rupiah pun bisa terpukul.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Artinya rupiah memiliki tenaga yang cukup besar untuk menguat. Apalagi pada pekan lalu muncul pola-pola yang berpeluang membuat rupiah menguat bermunculan.

Pada Rabu (30/6/2021), rupiah membentuk pola Shooting Star, sehari setelahnya muncul pola gravestone doji. Keduanya tersebut merupakan pola ini merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset. Dalam hal ini dolar AS melemah dan rupiah yang menguat.

Support terdekat kini berada di 14.450/US$. Jika level tersebut mampu dilewati, rupiah berpotensi menguat menuju Rp 14.400/US$.

Sementara level psikologis Rp 14.500/US$ menjadi resisten terdekat. Jika kembali ke atasnya, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.530/US$, sebelum menuju ke Rp 14.565/US$. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular