Optimisme Bank bjb di Tengah PPKM Darurat

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
Selasa, 13/07/2021 20:53 WIB
Foto: BJBR Perkuat Fee Based Income Lewat Layanan Digital Perbankan (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) Yuddy Renaldi mengungkapkan masih optimistis dengan pertumbuhan industri perbankan meski di tengah pandemi dan PPKM Darurat. Perusahaan pun hingga Juni masih dalam kondisi yang baik terutama dari indikator keuangan yang ada.

Meski demikian dia mengakui adanya kekhawatiran perpanjangan pembatasan dan berkembangnya varian Delta. Pada 2020, di tengah pandemi pun Bank bjb masih bisa tumbuh masif dengan pertumbuhan laba 8% menjadi Rp 1,7 triliun dan melampui pertubuhan industri.

"Bank bjb tetap optimis untuk bisa melakukan capaian kinerja terbaik. Tapi kalau bicara pertumbuhan kita tahu OJK khususnya di periode pandemi ini telah menurunkan proyeksi pertumbuhan menjadi 5-7%. Tahun lalu kami masih bisa tumbuh rata-rata 9-10%, kami rasa akan ada pertumbuhan di periode ke depan tapi kami akan melihat pandemi ini akan berjalan berapa lama lagi," kata Yuddy dalam Economic Update CNBC Indonesia, Selasa (13/7/2021).


Dia menegaskan optimisme bagi Bank bjb tetap ada terutama dengan kuatnya ekosistem dan inovasi yang dilakukan perusahaan. Yuddy menambahkan nyawa sebuah bank adalah demand dan pembiayaan, tanpa keduanya maka bank tidak akan mampu berkembang dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.


"Dalam kondisi pandemi yang berkembang dan PPKM Darurat ini kami juga melakukan pembiayaan secara selektif dan prudent dalam rangka ekspansi yang terus bekesinambungan," kata dia.

Di masa ini pun permintaan pembiayaan dari segmen korporasi menurutnya masih tetap tinggi, sehingga bisa menjadi pertumbuhan baru bari Bank bjb. Yuddy mengatakan segmen yang masih tumbuh yakni pangan yang masih menjadi andalan dan alat kesehatan yang dibutuhkan dalam penanganan pandemi.

"Untuk menjaga kualitas kredit kami juga menyediakan pencadangan, walau laba naik kami savingkan laba di CKPN coverage kami. Hal ini untuk menjaga kelangsungan bisnis ke depan bila terjadi goncangan. Kami mencadangkan CKPN 140-150% untuk menjaga bank prudent dan kualitas menjadi lebih baik," ujarnya.

Dia menegaskan ekosistem di Jawa Barat dan Banten memiliki ekosistem yang kuat dengan hampir seperlima jumlah penduduk yang ada di Indonesia. Ekosistem kedua daerah ini solid mendukung pertumbuhan bank bjb terutama segmen bisnis yang masih tumbuh.

"Dengan ekosistem yang solid dan sektor konsumer yang signifikan pertumbuhannya, karena basisnya adalah ASN Jabar dan Banten yang menjadi salah satu demand pertumbuhan bank bjb sampai saat ini," ujarnya.

Yuddy mengatakan penyaluran kredit hingga Mei mencapai Rp 90,83 triliun dengan segmen komersial tumbuh 20,3%, kredit UMKM tumbuh 18%, dan konsumer tumbuh 4,18%. Beberapa sektor yang penyaluran kreditnya masih tumbuh meski di tengah pandemi yakni transportasi, pergudangan, komunikasi, dan pengolahan pangan.

"Secara sektoral kami rasa pertumbuhan di Jabar dan Banten masih ada demand cukup untuk pembiayaan di konsumer, ritel, korporasi dan beberapa BUMD yang berkaitan dengan masalah pandemi seperti alat kesehatan," ujar Yuddy.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Soroti Ketahanan Bisnis Asuransi, Pembiayaan & Dapen