
Banyak Kabar Baik, Rupiah Perkasa di Bawah Rp 14.500/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mengalami pekan ini dengan apik, menguat cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS), bahkan sepanjang perdagangan berada di zona hijau. Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus menjadi modal bagi rupiah untuk menguat.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,45% ke Rp 14.460/US$. Level tersebut menjadi yang terkuatg pada hari ini, rupiah setelahnya memangkas pelemahan hingga menjadi 0,21% di Rp 14.495/US$.
Mata Uang Garuda beberapa kali mencoba mempertebal penguatan, tetapi di akhir perdagangan berada di Rp 14.490/US$ atau menguat 0,24%.
Membaiknya sentimen pelaku pasar telihat dari penguatan bursa saham Asia. Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan dengan melesat lebih dari 2%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat 0,6% di sesi I, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) lebih Rp 100 miliar di pasar reguler. Jika ditambah dengan pasar tunai dan nego nilainya bahkan mencapai Rp 972 miliar.
Di pasar obligasi, aliran modal juga kemungkinan masuk melihat yield-nya yang mengalami penurunan. Yield Surat Berharga Negara, (SBN) tenor 10 tahun turuin 1,5 basis poin ke 6,539%.
Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi, saat harga naik maka yield akan turun. Saat harga naik, artinya ada aksi beli dan kemungkinan oleh investor asing
Selain itu, kabar baik juga datang dari dalam negeri. Dalam 2 hari terakhir penambahan kasus Covid-19 di Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan, meski masih tinggi. Kemarin, kasus baru dilaporkan sebanyak 36.197 orang, dan sehari sebelumnya 35.094 orang. Angka tersebut turun dari Kamis dan Jumat yang penambahannya lebih dari 38 ribu orang per hari.
Di pekan ini akan bisa menunjukkan gambaran apakah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat mampu menurunkan angka infeksi harian.
PPKM Mikro Darurat mulai diterapkan sejak 3 Juli lalu, dan berlangsung hingga 20 Juli. Perlu waktu sekitar seminggu setelah penerapan untuk mengetahui apakah efektif, mengingat ada masa inkubasi virus corona.
Jika penambahan kasus harian terus menunjukkan tren penurunan, rupiah tentunya akan mendapat sentimen positif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
