Dua Faktor Ini Ikut Dorong IHSG Akhiri Sesi 1 di Jalur Hijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
12 July 2021 12:03
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melaju di zonahijau sepanjang perdagangan sesi pertama Senin (12/7/2021), di tengah reli saham kesehatan rumah sakit dan nikel.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.089,029 atau lompat 49,2 poin (+0,81%) setelah sepanjang perdagangan pagi berada di zona hijau dengan level pembukaan di 6.060,054 atau menguat 0,33%.

IHSG bahkan sempat menyentuh level tertinggi harian di 6.097,12 pada beberapa menit terakhir jelang penutupan sesi satu dengan level terendah hanya pada 6.055,986. Sebanyak 243 saham naik, 240 lain melemah, dan 159 sisanya flat.

Nilai transaksi bursa hari ini meningkat, ke kisaran Rp 7,4 triliun yang melibatkan 10 miliaran saham dalam transaksi 748.000-an kali. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 68,6 miliar.

Saham yang diburu asing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 41,8 miliar dan Rp 21,4 miliar. Kedua saham tersebut melesat masing-masing sebesar 2,3% dan 3,8% menjadi Rp 30.800 dan Rp 5.075/saham.

Sebaliknya, saham yang dilego asing terutama PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 16,1 miliar dan Rp 13,1 miliar. Keduanya terkoreksi, masing-masing sebesar 1,3% dan 0,8% menjadi Rp 770 dan Rp 3.770/unit saham.

Saham PT Bundamedik Btk (BMHS) kali ini merajai transaksi dengan nilai Rp 375,9 miliar diikuti saham PT Aneka Tambang (ANTM) sebesar Rp 105,4 miliar. Keduanya kompak menguat, masing-masing sebesar 34,85% dan 0,8% menjadi Rp 1.030 dan Rp 2.610/saham.

Penguatan BMHS terjadi di tengah makin tingginya bed occupancy rate (BOR) di Indonesia menyusul gelombang kedua pandemi, sehingga saham-saham sektor layanan kesehatan dan rumah sakit diburu karena ekspektasi akan terjadi kenaikan layanan rumah sakit.

Per Minggu (11/7/2021) pukul 12.00 WIB, kasus baru Covid-19 tercatat bertambah 36.197, sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia menembus angka psikologis 2,5 juta atau tepatnya 2.527.203.

Angka ini lagi-lagi menjadikan Indonesia memimpin kenaikan kasus Covid-19 global di posisi wahid mengalahkan India di tempat kedua dengan catatan kenaikan 35.276 kasus per hari. Tingginya penularan tersebut mensyaratkan tambahan dana APBN bagi penanganan Covid-19.

Dari pasar komoditas, kabar positif berhembus dari kontrak berjangka knikel, yang pada pagi ini melesat 2,05%, atau US$377,5, menjadi US$ 18.750/ton. Lonjakan yang dipicu ekspektasi pemulihan ekonomi ini memicu kenaikan harga Antam selaku produsen utama nikel nasional.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Kena Obral, Begini Prospek Saham Sejuta Umat Antam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular