Happy Monday! Bursa Saham Asia Mayoritas Melesat Pagi Ini

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
12 July 2021 08:43
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka cerah bergairah pada perdagangan awal pekan Senin (12/7/2021), di tengah sikap investor yang terus memantau perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di Asia.

Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka meroket 1,69%, Hang Seng Hong Kong melonjak 1,45%, Shanghai Composite China menguat 0,61%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,76%, dan Kospi Korea Selatan melesat 0,78%

Dari China, bank sentral China (People Bank of China/PBoC) pada Jumat (9/7/2021) akhir pekan lalu memutuskan untuk memangka sebesar 50 basis poin (bp) dalam rasio persyaratan cadangan (reserve requirement ratio/RRR) untuk semua bank yang efektif mulai 15 Juli mendatang. Bank yang dikenakan RRR 5% akan dibebaskan dari pemotongan baru.

"Langkah itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki berbagai alat kebijakan untuk melakukan kebijakan moneter," tulis Raymond Yeung dan Zhaopeng Xing dari ANZ Research dalam catatan pada Jumat (9/7/2021) lalu, dikutip dari CNBC International.

Di lain sisi, investor di Asia terus memantau perkembangan pandemi Covid-19 pada hari ini, di mana pada hari ini, Jepang secara resmi memulai keadaan daruratnya hingga 22 Agustus di ibukota Tokyo.

Sementara di Korea Selatan, pada hari ini juga kebijakan pembatasan sosial (social distancing restrictions) lebih ketat resmi diberlakukan di ibukota Seoul.

Di Asia Tenggara, beberapa negara termasuk Indonesia dan Malaysia terus berjuang membendung lonjakan infeksi Covid-19 baru-baru ini.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), Bursa saham Wall Street ditutup cerah bergairah pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu atau Sabtu (10/7/2021) dini hari waktu Indonesia.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) finish di 34.870,16 atau meroket 1,3% dari posisi penutupan hari sebelumnya. Sementara S&P 500 ditutup di 4.369,55, melonjak 1,13% dan Nasdaq Composite melesat 0,98% ke level 14.701,92.

Sehari sebelumnya, Wall Street sempat tertekan karena aksi jual massal (sell-off) karena pelaku pasar cemas akan pandemi Covid-19 yang kembali mengganas di berbagai negara sehingga membuat prospek perekonomian dunia menjadi penuh tanda tanya.

Namun pada perdagangan Jumat, harga aset yang sudah murah gara-gara sell-off sehari sebelumnya membuat investor kembali bernafsu dan melakukan aksi borong.

"Dalam hal penyebaran virus corona, AS agak berbeda dibandingkan negara-negara lain, relatif lebih terlindungi. Sampai kapan seperti ini, tidak ada yang tahu. Sampai narasinya berubah, AS adalah pasar dengan likuiditas melimpah dan suku bunga rendah," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management yang berbasis di Oklahoma, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, investor di Wall Street bergairah menyambut musim laporan keuangan (earnings season) yang akan segera tiba.

Konsensus yang dihimpun Refinitiv memperkirakan laba bersih emiten di S&P 500 akan tumbuh rata-rata 65,8% pada kuartal II-2021 dibandingkan periode yang sama kuartal sebelumnya (year-on-year/yoy). Naik dibandingkan pertumbuhan kuartal I-2021 yang sebesar 54% yoy.

Ini karena faktor basis yang rendah (low base effect), kuartal II-2020 adalah periode kelam bagi AS dan Wall Street.

Setahun lalu, pandemi virus corona sedang ganas-ganasnya yang membuat pemerintah AS terpaksa menerapkan karantina wilayah (lockdown). Ekonomi AS tumbuh negatif (kontraksi), demikian pula pendapatan dan laba emiten di Wall Street.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular