Batu Bara To The Moon, Naik Tak Henti Dekati Rekor Tertinggi

Putra, CNBC Indonesia
11 July 2021 10:14
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Tak butuh waktu lama untuk harga batu bara bangkit setelah jatuh. Harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle sukses ditutup di atas level US$ 135/ton pekan ini.

Sejatinya awal pekan ini sang batu legam sempat terkoreksi mendekati level psikologis US$ 130/ton tepatnya di level US$ 130,25/ton pada perdagangan Rabu (7/7/2021) akibat kenaikan harga yang terlalu kencang dalam beberapa bulan dan meningkatnya kasus Covid-19, di negara-negara emerging market, yang selama ini menjadi konsumen utama batu bara seperti India, Australia, dan Indonesia.

Meskipun demikian kuatnya permintaan sukses menopang harga komoditas si batu legam kembali menghijau pekan ini. Tercatat batu bara berhasil naik 1,54% ke level harga US$ 136,10/ton sepekan terakhir dan terus mendekati level tertingginya selama 20 tahun terakhir di angka US$ 137,6/ton

Sepanjang bulan lalu, Kpler mencatat impor batu bara China dari Indonesia mencapai 18,36 juta ton. Ini adalah tertinggi sejak Januari 2017.

Sementara menurut catatan Refinitiv, impor batu bara China dari Indonesia pada Juni 2021 adalah 14,96 juta ton. Juga menjadi yang tertinggi kedua setelah Januari 2015.

Peningkatan impor batu bara China dari Indonesia disebabkan hubungan yang memburuk dengan Australia. Sejak tahun lalu, hubungan Beijing-Canberra menegang karena Australia meminta China bertanggung jawab atas pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang membuat dunia porak-poranda.

Meski kehilangan China, Australia berhasil menemukan pasar lain dalam diri Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Negara-negara ini juga merupakan konsumen batu bara terbesar dunia, hanya kalah dari China dan India.

Impor batu bara Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan dari Australia pada Juni 2021 mencapai 14,77 juta ton. Melesat 18,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tidak hanya di Asia Timur, permintaan batu bara asal Australia pun melonjak di India. Menurut catatan Kpler, India mengimpor 31,37 juta ton batu bara asal Negeri Kanguru pada Juni 2021. Naik 9,15% dibandingkan bulan sebelumnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuan Gede! Harga Batu Bara Melejit Hingga 8% Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular