Analisis Teknikal

Dihajar Sentimen Negatif Beruntun, IHSG Sulit Gerak di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
09 July 2021 12:53
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selamat dari koreksi di akhir perdagangan sesi pertama Jumat (9/7/2021).

Menurut data Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.040,88 atau menguat nyaris 1 poin (+0,02%) setelah sempat dibuka di zona merah pada pagi dengan koreksi tipis, hanya 0,05%, ke level 6.037,004.

Namun, indeks acuan bursa tersebut berbalik menguat dan sempat menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.060,542 pada pukul 09:25 WIB, tetapi kemudian terkoreksi hingga ke level terendah harian pada 6.026,548 pada pukul 10:10 WIB.

Sebanyak 276 saham melemah, 180 lain menguat, dan 172 sisanya flat. Nilai transaksi bursa hari ini masih tipis, di kisaran Rp 6,3 triliun yang melibatkan 10 miliaran saham dalam transaksi 729.000-an kali. Investor asing mencetak penjualan bersih (net sell) senilai Rp 106,5 miliar.

Namun, saham yang dilego asing terutama adalah PT Bundamedik Tbk (BMHS) yang baru saja mencatatkan saham perdana (listing) dengan nilai penjualan sebesar Rp 251,4 miliar. Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) menyusul dengan nilai penjualan asing Rp 25 miliar.

Penguatan IHSG terjadi meski aksi jual menerpa bursa global di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di berbagai negara maju hingga angka kematian akibat pandemi di seluruh dunia menembus angka psikologis baru, yakni 4 juta jiwa.

Terbaru, Jepang mengumumkan status darurat di Tokyo jelang Olimpiade menyusul lonjakan kasus Covid, dan menyatakan bahwa ada peluang bahwa ajang olah raga dunia tersebut kemungkinan bakal digelar tanpa penonton di lapangan.

Di Indonesia, penambahan kasus Covid-19 masih mencetak rekor, yakni sebanyak 38.391 orang dalam sehari per Kamis (8/7/2021). Jumlah ini bahkan menjadi kasus baru yang tertinggi di dunia kemarin, mengalahkan Rusia yang mencetak 23 ribu kasus. Dengan begitu total kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.417.788 orang.

Namun, pemodal hari ini memanfaatkan saham-saham unggulan yang sudah terkoreksi untuk sarana mengejar keuntungan jangka pendek, dengan pembelian di tengah koreksi (buy on weakness).

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.

Untuk mengubah tren menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk mengubah tren menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 52 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular