
Corona Varian Delta Gentayangan di Pasar, Harga Minyak Turun!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Mulai muncul kekhawatiran bahwa pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) akan kembali mengobrak-abrik dunia, sehingga aktivitas dan mobilitas masyarakat kembali dibatasi. Ini tentu membuat permintaan energi berkurang.
Pada Jumat (9/7/2021) pukul 08:19 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 74,04/barel. Turun 0,11% dari hari sebelumnya.
Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 72,97/barel. Berkurang 0,22% dari hari sebelumnya.
Dalam laporan bulanan OPEC terbaru, permintaan minyak dunia tahun ini memang diperkirakan naik 6 juta barel/hari. Namun ada risiko besar yaitu pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) terutama kehadiran varian delta yang lebih mudah menular.
"Varian delta menjadi wild card karena menyebabkan kenaikan kasus baru. Ini membuat berbagai negara kembali mengetatkan pembatasan," sebut Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Halaman Selanjutnya --> Corona Menggila, Dunia Kembali Waspada
Sepertinya wild card itu mulai bermain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 8 Juli 2021 adalah 184.820.132 orang. Bertambah 484.439 orang dari hari sebelumnya, terbanyak sejak 4 Juni 2021.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien positif adalah 397.356 orang per hari. Naik ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 368.063 orang setiap harinya.
Ini membuat sejumlah negara kembali mengetatkan aktivitas dan mobilitas warga. Di Indonesia, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di wilayah Jawa-Bali hingga 20 Juli 2021. Sementara di puluhan kota di luar Jawa-Bali, berlaku PPKM Mikro yang lebih ketat.
Kemudian di Korea Selatan, pemerintah berencana menaikkan level pembatasan aktivitas ke tingkat tertinggi di wilayah ibu kota Seoul dan sekitarnya mulai pekan depan. Keputusan ini diambil setelah pada 8 Juli 2021 pasien positif corona di Negeri K-Pop bertambah 1.275 orang, rekor kasus harian tertinggi.
Tingkat tertinggi pembatasan aktivitas warga di Korea Selatan adalah level 4. Masyarakat diminta untuk benar-benar #dirumahaja, kecuali ada kepeluan yang penting bin darurat. Sekolah pun ditutup, pertemuan di luar rumah dibatasi hanya boleh dua orang, bar dan tempat hiburan malam tidak boleh beroperasi, serta restoran dan kafe hanya boleh melayani pesan antar (delivery) dan dibawa pulang (takeaway).
Lalu di Vietnam, hari ini mulai berlaku pembatasan aktivitas yang lebih ketat di ibu kota Hanoi. Transportasi dari dan ke 14 provinsi dengan tingkat penularan tinggi ditiadakan untuk sementara. Warga diminta sebisa mungkin untuk #dirumahaja.
Apabila semakin banyak negara yang mengetatkan aktivitas dan mobilitas rakyat, otomatis permintaan energi akan menurun. Ini membuat harga minyak ikut turun, karena risiko penurunan permintaan ternyata lumayan tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak