Jepang Umumkan Kondisi Darurat, Bursa Asia Dibuka Ambruk!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
09 July 2021 08:44
Foto: REUTERS/Toru Hanai
Foto: REUTERS/Toru Hanai

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kembali dibuka berjatuhan pada perdagangan Jumat (9/7/2021), di tengah kekhawatiran investor akan perkembangan pandemi virus corona di Asia dan jelang rilis data inflasi China yang tercermin pada indeks harga konsumen (IHK) periode Juni 2021.

Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka ambles 1,39%, Hang Seng Hong Kong turun 0,11%, Shanghai Composite China melemah 0,38%, Straits Times Singapura terdepresiasi 0,32%, dan Kospi Korea Selatan ambrol 1,04%

Investor akan memantau rilis data IHK China periode Juni 2021 yang akan dirilis pada pukul 09:30 waktu setempat atau pukul 08:30 WIB.

Sementara itu, perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di Asia membuat investor kembali khawatir dan mulai mengurangi investasi di aset berisiko seperti saham.

Di Jepang, Penyelenggara Olimpiade akan melarang penonton dari pertandingan musim panas mendatang di Tokyo, setelah keadaan darurat diumumkan oleh Jepang karena Negeri Sakura tersebut kembali dihadapi oleh peningkatan kasus infeksi Covid-19.

Sebelumnya, Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura mengatakan keadaan darurat di Tokyo akan dimulai pada12 Juli hingga 22 Agustus. Ia juga mengatakan akan ada limitasi yang diterapkan di restoran.

"Jepang akan mengumumkan keadaan darurat bagi Tokyo yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade untuk mencoba menahan gelombang baru infeksi virus corona," ujarnya sebagaimana diberitakan Reuters.

Nantinya pengumuman itu akan secara resmi diumumkan oleh Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga dalam sebuah konferensi pers.

Keputusan ini diambil setelah pada Rabu (7/7/2021) lalu Tokyo melaporkan rekor tertinggi penularan virus corona sejak Mei. Di mana ada 920 kasus infeksi harian.

Sedangkan di Korea Selatan, pemerintah pada hari ini mengumumkan bahwa wilayah ibukota Seoul akan diterapkan aturan jarak sosial (social distancing) Level 4, atau level darurat.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street melemah cukup tajam pada perdagangan Kamis (8/7/2021) waktu setempat. Indeks S&P 500 yang sehari sebelumnya mencatat rekor tertinggi sepanjang masa justru memimpin penurunan indeks lainnya.

Melansir data Refintiv, indeks S&P 500 merosot 0,86% ke 4.320,82, disusul indeks Dow Jones anjlok 0,75% ke 34.421,93, dan indeks Nasdaq minus 0,72% ke 14.559,79.

Kecemasan akan terhambatnya perekonomian global akibat lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara memicu aksi jual di Wall Street.

"Peningkatan kasus Covid, terutama varian Delta memicu kekhawatiran bahwa akselerasi ekonomi akan melambat," tutur Timothy Lesko, analis Granite Investment Advisors kepada CNBC International.

Kecemasan tersebut semakin meningkat setelah data menunjukkan klaim tingkat pengangguran di AS melonjak.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sebanyak 373.000 orang mengajukan klaim tunjangan pengangguran untuk pertama kali selama sepekan lalu. Angka itu lebih buruk dari konsensus ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 350.000.

Saham siklikal, yang bakal diuntungkan dari pembukaan ekonomi, ramai-ramai terkoreksi. Saham kapal pesiar Carnival dan Royal Caribbean kompak anjlok lebih dari 1%, saham penerbangan American Airlines dan Delta Air Lines juga turun lebih dari 1%. Kemudian perusahaan ritel Nordstrom anjlok nyaris 3%, dan Home Depot 1,5%.

Saham teknologi juga anjlok, di antaranya Micron, Qualcomm, dan Intel merosot lebih dari 1%, sementara Nvidia anjlok 2,3%. Raksasa Microsoft, Apple, Facebook, serta Alphabet juga berakhir di zona merah, hanya Amazon yang berhasil menguat 0,9%.

Saham perbankan juga ikut terkapar, di antaranya Bank of America, Wells Fargo, dan Goldman Sachs, merosot lebih dari 2%, kemudian JPMorgan Chase and PNC Financial juga di zona merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular