Analisis Teknikal

Ada Kesempatan di Balik Kesempitan, Rupiah Bisa Kuat Nih

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 July 2021 08:30
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,28% melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis kemarin. Sama seperti kemarin, ada kabar buruk dan kabar baik yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah besar pada perdagangan Jumat (9/7/2021).

Kabar buruknya, bursa saham global mengalami aksi jual Kamis kemarin. Bursa Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat (Wall Street) semuanya masuk ke zona merah dengan persentase yang signifikan.

Kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang kembali melonjak memicu kecemasan akan merosotnya perekonomian global, sentimen pelaku pasar pun memburuk.
Rupiah sebagai mata uang emerging market akan mengalami tekanan saat sentimen pelaku pasar memburuk.

Tetapi yang menarik, sekaligus kabar baiknya adalah indeks dolar AS yang merosot pada perdagangan Kamis. Ketika sentimen pelaku pasar memburuk, maka aset aman (safe haven) seperti dolar AS menjadi buruan, tetapi indeks dolar AS malah melemah 0,25%.

Pelemahan indeks yang mengukur kekuatan dolar AS menjadi "kesempatan di balik kesempitan" yang bisa membuat rupiah menguat. 

Secara teknikal, potensi penguatan rupiah sebenarnya masih terbuka melihat indikator stochastic pada grafik harian mulai masuk ke wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Foto: Refinitiv

Artinya rupiah memiliki tenaga yang cukup besar untuk menguat. Apalagi pada pekan lalu muncul pola-pola yang berpeluang membuat rupiah menguat bermunculan.

Pada Rabu (30/6/2021), rupiah membentuk pola Shooting Star, sehari setelahnya muncul pola gravestone doji. Keduanya tersebut merupakan pola ini merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset. Dalam hal ini dolar AS melemah dan rupiah yang menguat.

Tetapi, jika secara fundamental kurang mendukung, maka rupiah berisiko mengalami tekanan.

Level psikologis Rp 14.500/US$ kini menjadi support terdekat. Selama tertahan di atasnya, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.550/US$ hingga Rp 14.520/US$.

Sementara jika mampu menembus ke bawah level psikologis, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.450/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular