
Direstui RUPO, Obligasi Emiten "Jonan" Diperpanjang Juli 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten teknologi yang bergerak dalam bidang konsultasi sistem IT, integrasi dan manajemen, PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC), memperoleh perpanjangan tenor obligasi dari semula jatuh tempo pada Minggu ini 11 Juli 2021, bergeser satu tahun menjadi tanggal 11 Juli 2022.
Keputusan ini merupakan hasil dari Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) Anabatic Technologies yang dilaksanakan 29 Juni 2021.
Dalam RUPO tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat Obligasi Konversi Anabatic Tahun 2018.
Sebelumnya pada 2018 ATIC menerbitkan obligasi konversi atau convertible bond (CB) senilai Rp 560 miliar. Skema obligasi ini ditawarkan dengan tingkat bunga 5% per tahun dan tenor 3 tahun yang akan jatuh tempo pada 11 Juli 2021. Dengan pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada 11 Januari 2019.
RUPO dihadiri oleh pemegang obligasi dengan nilai sebesar Rp 515.912.274 yang merupakan 98,50% dari jumlah pokok obligasi yang belum dilunasi (di luar dari jumlah obligasi yang dimiliki oleh emiten dan/atau afiliasinya).
Keputusan yang dihasilkan adalah perpanjangan tenor obligasi dengan pemegang obligasi yang memilih opsi 1 (perpanjangan tanggal jatuh tempo obligasi dari semula tanggal 11 Juli 2021 menjadi tanggal 11 Juli 2022) mencapai 99,99% suara.
Adapun 0,001% sisanya memilih agar tanggal pelunasan pokok obligasi dilakukan sesuai dengan periode pelunasan yang telah ditetapkan.
Di pasar modal, dalam kurun waktu kurang dari sebulan saham ATIC telah dua kali 'diborgol' oleh BEI. Pertama, pada perdagangan 21 Juni akibat harga saham ATIC yang menyentuh batas ARA (auto rejection atas) selama 4 hari beruntun pada periode perdagangan 15-18 Juni 2021.
Sehari setelahnya BEI membuka suspensi ATIC akan tetapi saham masih juga menyentuh batas ARA sehingga BEI langsung menggembok lagi perdagangan ATIC mulai 23 Juni dan baru dibuka kembali 4 hari setelahnya pada perdagangan 29 Juni 2021.
Semenjak gembok yang kedua dalam sebulan ini dibuka, saham ATIC secara beruntun selama 6 hari ditutup di zona merah.
Terakhir pada perdagangan hari ini (6/7) saham ATIC ditutup melemah 6,92% ke level Rp 1.480/saham, sedangkan dari pembukaan borgol pertama dua pekan lalu 22 Juni (ditutup di harga Rp 2.260/saham), saham ATIC telah turun hingga 34,51%.
Meskipun demikian dalam sebulan saham ATIC telah meningkat 101,36% dan sejak awal tahun tumbuh 157,39% dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 3,43 triliun.
Di sisi lain, dari sisi manajerial, pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan RUPS-Luar Biasa (RUPSLB) ATIC yang digelar Selasa (29/6) itu, perseroan juga fokus pada pengembangan bisnis ke depan dengan menunjuk Ignasius Jonan, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menjadi Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen ATIC.
Hal itu terungkap dalam unggahan terbaru Jonan di akun Instagramnya, @ignasius.jonan, berkaitan dengan hasil RUPST dan RUPSLB ATIC.
"A new journey. 29 Juni 2021, saya ditunjuk sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen PT Anabatic Tbk. Ladang baru bagi saya yang tidak pernah memimpin bisnis teknologi informasi di dalam karir saya selama ini dan semoga saya bisa berkontribusi dengan segala pengalaman dan perjalanan saya sebelumnya. Terima kasih," kata Jonan.
Dalam RUPST tersebut, juga membahas agenda persetujuan penggunaan laporan tahunan 2020 selain pengukuhan pengurus baru perusahaan.
Data laporan keuangan ATIC mencatat, tahun lalu ATIC membukukan pendapatan Rp 6,16 triliun, naik 10,39% dari tahun 2019 sebesar Rp 5,58 triliun.
Sayangnya perusahaan mencetak rugi bersih hingga mencapai Rp 554,45 miliar dari tahun sebelumnya laba bersih Rp 11,83 miliar.
Di kuartal I-2021, ATIC mencatatkan pendapatan bersih Rp 1,34 triliun, turun 8,2% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,46 triliun. Sementara perseroan masih mencatat rugi bersih Rp 14,03 miliar di Q1, berkurang 20% dari rugi periode yang sama tahun lalu Rp 17,48 miliar
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Gak Cuma DCII, 5 Saham Ini Sudah Diawasi Bursa
