
Kejutan! Investor Pasar Modal 9 Juta SID, Kripto 6,5 Juta

Selain itu KSEI juga merilis profil demografi investor pasar modal Indonesia (data per tahun 2020), investor dengan pekerjaan ibu rumah tangga (IRT) mencapai 4,35% dengan total aset Rp 51,14 triliun, sedangkan investor yang masih merupakan pelajar mencapai 27,23% dengan total aset senilai Rp 10,08 triliun.
![]() Data KSEI jumlah SID per Juni 2021 |
Porsi terbesar berdasarkan pekerjaan adalah dari pegawai baik itu swasta, negeri maupun guru yang mencapai 38,83% dengan total aset Rp 219,84 triliun.
Meskipun hanya memiliki persentase 13,19%, bidang pekerjaan sebagai pengusaha memiliki total kepemilikan aset terbesar mencapai Rp 233,17 triliun.
![]() Data 2 KSEI jumlah SID per Juni 2021 |
Dari sisi usia, lebih dari setengah dari investor di pasar modal berusia kurang dari 30 tahun. Untuk jenis kelamin, investor masih didominasi oleh laki-laki, dengan investor perempuan sebanyak 38,31% dari total.
Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, hampir setengah atau 49,38% adalah lulusan SMA atau jenjang di bawahnya, lulusan D3 39,02%, S1 sederajat 7,95% dan pemilik ijazah S2 dan S3 hanya 3,66%.
Sebagai informasi, KSEI adalah SRO di pasar modal yang menjalankan fungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian(LPP) di pasar modal yang menyediakan layanan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek di Bursa Efek Indonesia (BEI).
![]() Data 3 KSEI jumlah SID per Juni 2021 |
Sebagai perbandingan, di industri kripto (cryptocurrency), jumlah investornya juga bertambah seiring dengan tingginya minat masyarakat membeli aset digital ini.
"Kita lihat jumlah pemain pada tahun 2020 itu adalah 4 juta orang, dalam bilangan bulan pada tahun ini sampai dengan Mei 2021 pemain di aset kripto sudah tumbuh lebih dari 50% menjadi 6,5 juta orang," kata Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi, dikutip dari kanal Youtube Harian Kompas, dikutip Senin (21/6/2021).
"Dan kemudian kalau kita melihat jumlah yang diperdagangkan transaksinya pada tahun 2020 itu hanya Rp 65 triliun, dalam 5 bulan pertama pada tahun 2021 sudah tumbuh 5 kali lipat menjadi Rp 370 triliun," jelas mantan Dubes RI di AS.
Dia juga mengatakan pertumbuhan aset kripto di Tanah Air menjadi dinamika yang mau tidak mau harus sadari dan mau tidak mau Kementerian Perdagangan juga mesti melihat pertumbuhan aset kripto ini sebagai kesempatan.
"Tetaplah waspada sebelum bertransaksi aset kripto," kata Mantan Dubes RI di AS ini.
[Gambas:Video CNBC]
