IHSG Melemah 0,3%, tapi Berhasil Bertahan di Level 6.000

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
05 July 2021 15:52
Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada penutupan perdagangan Senin (5/7/2021), di hari perdagangan pertama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro Darurat.

Indeks saham acuan nasional tersebut ditutup melemah 0,29% ke level 6.005,61. Sejak penutupan sesi I hari ini, IHSG tak kunjung kembali ke zona hijau. Namun IHSG masih mampu bertahan di zona psikologis 6.000.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali turun menjadi Rp 9,9 triliun dan terpantau investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 293 miliar di pasar reguler. Sebanyak 190 saham menguat, 314 saham melemah dan 141 lainnya stagnan.

Investor asing melakukan penjualan bersih di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 172 miliar. Selain di saham BBCA, asing juga tercatat melepas saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 154 miliar.

Sedangkan pembelian bersih dilakukan asing di saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang dikoleksi sebesar Rp 45 miliar dan di saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 36 miliar.

Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia bisa memberikan dampak negatif ke pasar finansial. Dalam 2 hari terakhir, penambahan kasus per harinya lebih dari 27.000 orang.

Kemarin, jumlah kasus Covid-19 dilaporkan bertambah sebanyak 27.233 orang, sedikit turun dibandingkan Sabtu (3/7/2021) lalu yakni 27.913 orang yang merupakan rekor penambahan kasus per hari.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah kasus aktif yang terus menanjak, hingga saat ini sebanyak 295.228 kasus yang merupakan rekor tertinggi.

Lonjakan kasus tersebut membuat pemerintah menetapkan PPKM Mikro Darurat yang berlangsung pada 3 hingga 20 Juli mendatang. Tujuannya, agar penambahan kasus per hari bisa ditekan ke bawah 10.000 orang.

Namun jika target tersebut belum tercapai, tentunya ada kemungkinan PPKM Mikro Darurat akan diperpanjang, dan mengancam pemulihan ekonomi.

Sektor manufaktur sudah merasakan efek dari lonjakan kasus Covid-19, bahkan sebelum PPKM Mikro Darurat ditetapkan.

IHS Markit melaporkan kabar kurang bagus. Aktivitas manufaktur yang diukur denganPurchasing Managers' Index (PMI) pada Juni 2021 dilaporkan 53,5.

Meski masih menunjukkan ekspansi (angka indeks di atas 50), tetapi menunjukkan pelambatan dari sebelumnya sebesar 55,3 di mana kala itu menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular