AAUI: Perusahaan Asuransi Harus Miliki Teknologi Tinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Hastanto Sri Margi Widodo mengatakan bahwa tren teknologi di dunia asuransi umum selanjutnya adalah Usage Based Insurance (UBI).
"Perusahaan asuransi should be dengan high tech, kalau ada insurtech hanya sebagai market place saya tidak melihat itu akan jadi market ke depan. UBI akan menjadi market place kita masuk. Penerapan teknologi, harus dimiliki oleh perusahaan asuransi," katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (5/7/2021).
Kemudian dia melihat ke depannya bidang yang dapat dijamah oleh asuransi umum salah satunya adalah energi terbarukan. Terutama yang dipakai oleh konsumen perorangan di rumah-rumah, misalnya panel surya.
"Kalau tadi dari sisi adaptasi, partnering perusahaan asuransi, mungkin bisa liat lebih besar lagi domain tidak hanya kepada insurance tech sebagai pemasaran. Kami mencoba untuk bisa bergandengan tak hanya other private institution, tapi mencoba dengan ITS, dengan APPI dan juga dengan Pansonic, bagaimana ekosistem green energy, funding program untuk power plant di rumah-rumah," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riswinandi mengatakan masyarakat Indonesia makin melek teknologi informasi dalam dunia asuransi sehingga total premi yang dibukukan insurtech (insurance technology) semakin bertambah di tahun lalu.
Insurtech adalah asuransi digital atau produk asuransi yang bisa diakses oleh masyarakat secara online dengan adanya penetrasi teknologi informasi (TI).
"Pemasaran menggunakan TI dapat menjangkau segmen yang lebih luas. Masyarakat kita yang melek TI sudah banyak. Selama 2020, total premi yang dibukukan oleh insurtech, atas penjualan produk Rp 811,71 miliar, atau 3-4% dari total premi yang dibukukan industri asuransi," kata Riswinandi.
(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AAUI Gandeng 39 Perusahaan Asuransi Vaksinasi 11 Ribu Orang