Review Sepekan

Joss! 15 Saham Tercuan, GGRM Teratas Digoyang Isu Akuisisi

tahir saleh, CNBC Indonesia
05 July 2021 06:40
Rokok, Tembakau Rokok, Djarum, Gudang Garam, Sampoerna, Sampoerna Mild
Foto: Ilustrasi Produk Rokok (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak tiga saham memuncaki daftar top gainers atau saham-saham paling menguntungkan dalam sepekan terakhir (28 Juni-3 Juli 2021) yang berasal dari tiga sektor berbeda di tengah kenaikan tipis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Ketiga saham tersebut yakni PT MNC Studios International Tbk (MSIN) melesat 92,38% di Rp 404/saham dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) meroket 21,94% di Rp 47.250/saham. Satu lagi yakni PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melesat 19,41% di Rp 2.030/saham.

Adapun IHSG ditutup naik 0,28% di 6.023 dengan nilai transaksi Rp 10,56 triliun dengan volume perdagangan 21,69 miliar saham.

Data perdagangan mencatat, dalam sepekan terakhir IHSG hanya naik tipis 0,01% sementara dalam 3 bulan terakhir indeks acuan pasar saham RI ini masih turun 1,63%.

Tercatat asing keluar Rp 159 miliar di pasar reguler di Jumat dan sepekan terakhir asing juga jualan Rp 732 miliar.

Selain MSIN, Gudang Garam dan IRRA, berikut daftar 15 saham paling cuan sepekan lalu.

15 Top Gainers Sepekan (28 Juni-2 Juli)

1. MNC Studios (MSIN) +92,38% Rp 404/sahm, nilai transaksi Rp 317 M

2. Gudang Garam (GGRM) +21,94% Rp 47.250, Rp 1,7 T

3. Itama Ranoraya (IRRA) +19,41% Rp 2.030, Rp 640 M

4. Mega Manunggal (MMLP) +19,05% Rp 750, Rp 290 M

5. Kimia Farma (KAEF) +16,79% Rp 3.270, Rp 469 M

6. Bank Syariah Indonesia (BRIS) +14,65% Rp 2.230, Rp 2,8 T

7. Bank Agroniaga (AGRO) +14,63% Rp 1.880, Rp 1,6 T

8. Anega Gas Industri (AGII) +13,17% Rp 1.590, Rp 711 M

9. Matahari Departement (LPPF) +8,79% Rp 1.980, Rp 771 M

10. Energi Mega (ENRG) +8,55% Rp 127, Rp 215 M

11. Yeloo Integra (YELO) +7,69% Rp 154, Rp 43 M

12. MNC Vision Networks (IPTV) +7,35% Rp 292, Rp 161 M

13. Surya Citra Media (SCMA) +6,43% Rp 1.820, Rp 345 M

14. Matahari Putra (MPPA) +5,24% Rp 1.105, Rp 429 M

15. Unilever (UNVR) +3% Rp 5.150, Rp 476 M

Untuk MSIN dari Grup MNC, sentimen pasar yang ramai ialah rencana pembangunan MNC Lido City yang dibikin oleh PT MNC Land Tbk (KPIG), emiten properti Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo.

Dalam proyek ini, MSIN akan membangun Movieland sebagai tempat syuting drama dan film, melengkapi sejumlah fasiitas yang dibangun oleh 'saudaranya' MNC Land di antaranya MNC Music & Arts Center, lapangan golf, dan taman bunga bertajuk World Garden di MNC Lido City.

Adapun saham produsen alat swab antigen test dan jarum suntik sekali pakai, IRRA juga masuk saham gainers teratas. Performa perusahaan pada 5 bulan pertama tahun ini memang positif. Hingga Mei 2021 perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 331 miliar atau tumbuh 366% YoY (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 71,02 miliar.

Produk in vitro berupa antigen test, yang kini menjadi convenience goods yang dikonsumsi secara reguler, masih penyumbang terbesar penjualan perseroan.

Kemudian, diikuti produk Abbott lainnya seperti Reagen dan Mesin plasma yaitu Terumo. Di semester I tahun ini, penjualan didominasi oleh segmen ritel (Non-APBN/APBD), dan ini yang membuat pertumbuhan IRRA naik signifikan.

Adapun yang paling menarik ialah GGRM. Harga saham emiten rokok ini terus 'mengepul' setelah beredar rumor perseroan bakal diakuisisi oleh perusahaan rokok asal Jepang. Dalam sepekan saham GGRM melonjak 22% dan sebulan terakhir akumulatif melesat 42%. 

Sementara itu dalam 6 bulan terakhir saham GGRM juga naik 12% dengan kapitalisasi pasar Rp 91 triliun. Riset terbaru CGS-CIMB Sekuritas Indonesia mengungkapkan pelaku pasar memang tengah ramai membicarakan potensi GGRM menjadi subjek merger dan akuisisi (M&A) oleh perusahaan asing.

"Kami mengeksplorasi alasan dari perspektif pembeli potensial serta apa yang mungkin mendorong keluarga [pendiri Gudang Garam] untuk menjual. Kami pikir Japan Tobacco (JT) adalah yang paling mungkin untuk membeli GGRM dari perspektif strategis serta mengenal baik keluarga pengendali GGRM," tulis riset CGS-CIMB Sekuritas Indonesia yang disampaikan di sejumlah forum analis, dikutip Senin (5/7).

Sekuritas ini pun menilai JT punya kemampuan untuk membeli GGRM. Serangkaian aksi sejak 2009 menunjukkan GGRM telah 'diremajakan' secara operasional dan kini memiliki struktur keuangan yang lebih agresif.

"Mengakuisisi GGRM dapat menelan biaya sebanyak US$ 10-15 miliar [Rp 215 triliun, kurs Rp 14.300/US$] atau Rp 80.000-113.000 per saham," tulis sekuritas tersebut.

JT dinilai menjadi yang paling agresif, hal itu lantaran perusahaan tersebut sudah mengakuisisi delapan perusahaan dalam 8 tahun terakhir.

Akuisisi JT termasuk Mighty Corporation (pemain rokok nomor 2 di Filipina), Donskoy Tabak (pemain rokok terbesar di Rusia), dan Akij Group (pemain rokok terbesar kedua di Bangladesh).

"JT mendominasi pasar rokok Jepang dengan pangsa pasar 61,5% pada tahun 2016. Indonesia sebagai target layak berikutnya - siapa yang bersedia menjadi penjual sekarang?"

Jangan lupa, Japan Tobacco pada 4 Agustus 2017 juga membeli perusahaan Gudang GaramBerdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Jepang, JT mengumumkan mengakuisisi 100% saham perusahaan rokok Indonesia yang merupakan anak usaha GGRM yaitu PT Karyadibya Mahardhika (KDM) dan distributornya PT Surya Mustika Nusantara (SMN) senilai US$ 677 juta atau saat itu setara Rp 9,02 triliun.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pabriknya Kebakaran, Siapa Pemilik Gudang Garam (GGRM)?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular