
Mayoritas Bursa Asia Ditutup Nyungsep, IHSG Selamat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia ditutup melemah pada perdagangan awal semester 2 Kamis (1/7/2021), karena diperberat dengan kenaikan kasus virus corona (Covid-19) dan dijalankannya kembali karantina wilayah (lockdown) di beberapa kawasan.
Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,29% ke level 28.707,04, Shanghai Composite China turun tipis 0,07% ke 3.588,78, Straits Times Singapura terkoreksi 0,2% ke 3.124,19, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,44% ke posisi 3.282,06.
Sedangkan untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,34% ke level 6.005,96, mengabaikan sentimen negatif dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro Darurat pada 3 Juli - 20 Juli 2021.
Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong Hang pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional.
Data aktivitas manufaktur China yang tergambarkan pada indeks manajer pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) versi Caixin/Markit periode Juni tumbuh lebih lambat, karena adanya kenaikan kasus Covid-19 di Provinsi Guangdong yang membuat output rantai pasokan bergerak ke level terendah dalam 15 bulan.
PMI Manufaktur China versi Caixin turun ke angka 51,3 dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 52. Angka ini juga lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memprediksi di angka 51,9.
Sementara itu dari Jepang, PMI Manufaktur periode Juni 2021 versi Jibun Bank/Markit periode Juni 2021 turun sedikit ke angka 52,4, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 53.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka tandanya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.
Lonjakan kasus Covid-19 akibat merebaknya virus varian baru, yakni varian Delta kembali membuat pemerintah setempat memberlakukan kembali langkah-langkah darurat. Adapun negara-negara yang kembali menerapkan langkah darurat adalah Australia, Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Di lain sisi, pemodal mengantisipasi rilis klaim tunjangan pengangguran mingguan di mana ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan angka 390.000.
Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja akan merilis data pengangguran yang lebih luas, di mana pasar memperkirakan ada 683.000 lapangan kerja dibuka pada Juni.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
