Review Semester I

Bukan Corona, Ini Yang Bikin Rupiah Anjlok 3% di Semester I

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 July 2021 11:25
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Pada akhir Januari lalu, kasus Covid-19 di Indonesia meroket, mencatat rekor penambahan lebih dari 14.000 kasus per hari saat itu. Meski demikian, rupiah masih bisa mempertahankan penguatan hingga pertengahan Februari.

Ketika kurva penambahan kasus melandai di bulan Maret dan April, di kisaran 4.000 kasus per hari, rupiah justru melemah tajam melawan dolar AS.

Artinya, naik turun kasus Covid-19 di Indonesia tidak berdampak signifikan pada pergerakan rupiah, apalagi setelah vaksinasi mulai dilakukan. Harapan perekonomian Indonesia bisa segara bangkit mulai muncul, yang tentunya berdampak positif bagi rupiah. Tetapi proyeksi kebijakan moneter The Fed masih menjadi penekan utama Mata Uang Garuda.

Apalagi, memasuki bulan April perekonomian Indonesia menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dan akan lepas dari resesi di kuartal II-2021.

Sektor manufaktur kembali menunjukkan kenaikan di bulan Mei naik ke 55,3 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

Terus meningkatnya ekspansi sektor manufaktur tentunya menjadi kabar bagus bagi Indonesia, dan memperkuat optimisme akan lepas dari resesi di kuartal II-2021. Sektor manufaktur sendiri berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Data lain menunjukkan konsumen semakin percaya diri melihat perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan. Ini terlihat dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK periode Mei 2021 sebesar 104,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5.

Konsumen yang semakin pede, menjadi indikasi peningkatan konsumsi, yang semakin menguatkan ekspektasi Indonesia lepas dari resesi di kuartal ini. Apalagi BI juga melaporkan penjualan ritel akhirnya mengalami pertumbuhan untuk pertama kalinya setelah mengalami kontraksi selama 16 bulan beruntun.

BI melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2021 berada di 220,4. Naik 17,3% MtM dan 15,6% YoY.

April merupakan awal kuartal II-2021, sehingga ekspektasi Indonesia lepas dari resesi semakin kuat.

Namun, laju pemulihan ekonomi Indonesia kini terancam terhambat akibat ledakan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir, bahkan mencetak rekor tertinggi lebih dari 21.000 kasus per hari.

Pemerintah pun bersiap menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat yang lebih ketat di awal semester II-2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular