
Ambrol! Harga Emas Rontok Lagi, Sebulan Ambles 7% Lebih

Dolar AS kembali memasuki tren penguatan. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 2,24%.
Kejayaan dolar AS ditopang oleh data ekonomi Negeri Paman Sam yang ciamik. Teranyar, indeks harga rumah di AS pada April 2021 berada di 257,1, melonjak 14,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Ini menjadi kenaikan tertinggi sejak Desember 2005.
Artinya, kebangkitan ekonomi AS dari terpaan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) semakin terkonformasi. Investor pun merasa semakin nyaman memegang mata uang Negeri Adikuasa.
"Aksi borong dolar AS terjadi karena investor yakin bahwa ekonomi semakin pulih," ujar Joe Manimbo, Senior Market Analyst di Western Union Business Solutions yang berbasis di Washington, seperti dikutip dari Reuters.
Franky Nangoy, Senior Market Strategist di Fullerton Research, memperkirakan harga emas masih menjalani fase konsolisasi pada pekan ini. Harga emas diproyeksi bergerak di kisaran US$ 1.763-1.795/troys ons.
"Harga emas akan tetap berada di area ini, sebelum akhirnya akan menembus salah satu batas. Potensi pergerakan tergantung dari hasil data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat," sebut Franky dalam risetnya.
Franky menilai ada risiko harga emas turun lebih dalam ke level US$ 1.755/troy ons, Jika harga menembus US$ 1.755/troy ons, maka arah selanjutnya akan menuju ke US$ 1.746- 1.725/troy ons.
Akan tetapi jika harga bergerak ke atas, misalnya ke US$ 1.800/troy ons, maka ada peluang untuk reli. Harga emas berpotensi mengarah ke US$ 1.810-1.824/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)