Harga Raksasa Kripto Mentereng Lagi, Ethereum Paling Menonjol

chd, CNBC Indonesia
29 June 2021 10:20
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mata uang kripto (cryptocurrency) bergerak menguat pada perdagangan Selasa (29/6/2021) pagi waktu Indonesia, melanjutkan penguatan yang terbentuk pada perdagangan Senin (28/6/2021) kemarin

Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:00 WIB, mayoritas pergerakan harga tujuh kripto dengan kapitalisasi terbesar bergerak menguat.

Bitcoin menguat 0,93% ke level US$ 34.710,57/koin atau setara dengan Rp 501.567.737/koin (asumsi kurs Rp 14.450/US$), Ethereum meroket 7,95% ke US$ 2.125,77/koin (Rp 30.717.377/koin), Binance Coin melesat 2,35% ke US$ 294,83/koin (Rp 4.260.294/koin).

Berikutnya Cardano tumbuh 0,57% ke posisi US$ 1,33/koin atau setara dengan Rp 19.219/koin, Dogecoin naik 0,33% ke US$ 0,2568/koin (Rp 3.711/koin), dan Ripple melonjak 2,13% ke US$ 0,6538/koin (Rp 9.447/koin).

Sementara untuk koin digital Tether terpantau masih melemah cenderung stagnan di level US$ 1 per koinnya atau setara dengan Rp 14.450 per koinnya.

Penguatan pasar kripto masih terjadi pada pagi hari ini, meskipun masih ada tindakan keras dari beberapa negara, yakni dari Inggris dan China.

Pada Sabtu (26/6/2021) lalu, Otoritas Perilaku Keuangan (Financial Conduct Authority/FCA), regulator keuangan Inggris memperingatkan bahwa Binance Markets Ltd., perusahaan afiliasi Binance, dilarang untuk melakukan segala bentuk transaksi menggunakan kripto tanpa persetujuan tertulis sebelumnya.

Pengumuman tersebut mendahului penurunan Bitcoin hampir 13% selama akhir pekan, meskipun para trader dengan cepat masuk di level support di level US$ 30.000.

"Untuk lebih jelasnya, Binance belum sepenuhnya dilarang di Inggris, ini sama sekali tidak menunjukkan perubahan kebijakan dari regulator keuangan Inggris mengenai aset kripto." tulis Mati Greenspan, CEO Quantum Economics, dalam sebuah buletin yang diterbitkan pada Senin (28/6/2021).

Sementara itu, penarikan Bitcoin atau persentase penurunan dari puncak ke level terendahnya saat ini sekitar 45%, menurut data yang disediakan oleh Koyfin. Tren bearish sebelumnya terjadi pada tahun 2018, di mana para trader melakukan penarikan hingga 80% dan membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk pulih sepenuhnya.

Biasanya, setelah Bitcoin mengalami penurunan tajam, maka potensi rebound-nya cenderung lebih cepat sebelum pasar bearish mirip dengan tahun 2017 dan awal tahun ini.

Beberapa analis memperkirakan Bitcoin akan tetap berada di kisaran level harga US$30.000 dan US$ 40.000.

"Kami memperkirakan konsolidasi Bitcoin akan tetap berlanjut selama beberapa minggu ke depan sampai adanya katalis positif yang kuat," kata Pankaj Balani, CEO Delta Exchange, menulis dalam email ke CoinDesk.

Sementara untuk kripto dengan kapitalisasi terbesar kedua, yakni Ethereum pada perdagangan Senin hingga pagi hari ini masih memimpin penguatan kripto.

Namun sayangnya, outflow di Ethereum terbilang yang paling besar, yakni mencapai US$ 50 juta pada pekan lalu, menjadi rekor terbesar sejak 2015 silam.

Pergerakan ini menandai pembalikan dari tren bearish ke tren bullish pada tahun 2021. Sepanjang tahun 2021, Ethereum telah naik sekitar US$ 943 juta karena investor melakukan diversifikasi dari Bitcoin.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Tahun Baru Imlek 2023, Apa Kabar Harga Bitcoin Cs?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular