Analisis Teknikal

Corona Menggila! Rupiah "Malu-Malu Mau" ke Rp 14.500/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 June 2021 08:46
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia mulai menggerogoti pasar keuangan, rupiah menjadi salah satu korbannya. Meski demikian, rupiah bisa dikatakan masih cukup kuat melawan dolar Amerika Serikat (AS) mengahdapi tekanan, dan hanya melemah tipis-tipis sejak pekan lalu, beberapa kali sempat mendekati Rp 14.500/US$, sebelum mampu memangkas pelemahan.

Melansir data Refinitiv, rupiah kemarin mengakhiri perdagangan di Rp 14.440/US$, melemah 0,14% di pasar spot, setelah sempat menyentuh level terlemah harian Rp 14.470/US$.

Tekanan bagi rupiah masih akan berlanjut pada hari ini, Selasa (29/6/2021), sebab Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan kembali diketatkan guna meredam penyebaran Covid-19. Dalam 3 hari terakhir, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia selalu di atas 20.000 orang. 

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito kemarin mengungkapkan mal akan diperbolehkan beroperasi hingga pukul 17:00 WIB. Sementara restoran hanya boleh take away dan dibatasi hingga pukul 20.00 WIB.

Pengetatan tersebut berisiko menghambat laju pemulihan ekonomi Indonesia.

Di sisi lain dolar AS juga masih cukup kuat, indeksnya konsisten menunjukkan kenaikan tipis-tipis. Kemarin, indeks dolar AS menguat hanya 0,04% saja, meski sempat naik dan turun cukup signifikan.

Pelaku pasar saat ini menanti rilis data tenaga kerja AS di pekan ini, setelah pada pekan lalu inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) dirilis masih tinggi. Inlasi inti PCE dilaporkan tumbuh 3,4% year-on-year (YoY) yang merupakan kenaikan terbesar sejak tahun 1992.

Dua data tersebut merupakan acuan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan, sebab rupiah melemah tipis kemarin.

Mata Uang Garuda sekali lagi melewati Rp 14.450/US$ sebelum memangkas pelemah dan berakhir di bawahnya. Level tersebut menjadi resisten yang cukup kuat, sehingga jika ditembus lagi berisiko membawa rupiah ke level psikologis Rp 14.500/US$.

Rupiah masih akan terus mengalami tekanan selama di atas 3 rerata pergerakan (Moving Average/MA), yakni MA 50 hari, MA 100 hari dan MA 200 hari.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik harian berbalik naik meski belum mencapai wilayah oversold. Saat ini berada di level 59.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya, ketika belum mencapai overbought, tekanan bagi rupiah cukup besar.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan rupiah mampu menguat pada perdagangan hari ini, dengan support terdekat di Rp 14.400/US$. Jika mampu menembus support tersebut, rupiah berpeluang menguat lebih jauh.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular